Kerinci

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
(Dilencongkan dari Kabupaten Kerinci)
Jangan terkeliru, rencana ini menerangkan tentang suatu tempat di Indonesia, untuk nama tempat di Malaysia, sila rujuk Kerinchi.
Kabupaten Kerinci
كابوڤاتين كرينچي
Daerah tingkat II
Cogan kata: Sakti Alam Kerinci
Peta
Kerinci is located in Bumi
Kerinci
Kerinci (Bumi)
Koordinat: 2°05′02″S 101°28′48″E / 2.0839°S 101.48°E / -2.0839; 101.48
Negara Indonesia
ProvinsiJambi
Tanggal berdiri10 November 1958
Dasar hukumUU No. 58 Tahun 1958
Ibu kotaSiulak
Jumlah satuan pemerintahan
Senarai
  • Kecamatan: 16
  • Kelurahan: 287
Pentadbiran
 • [[Bupati String Module Error: String subset index out of range|Bupati]]Dr. Drs. H. Adirozal, M.Si.
 • [[Wakil Bupati String Module Error: String subset index out of range|Wakil Bupati]]Ir. H. Ami Taher
Keluasan
 • Jumlah3,807,283 km2 (1,470,000 batu persegi)
Penduduk
 ((2014))
 • Jumlah253,256
 • Kepadatan66,51/km2 (17,230/batu persegi)
Demografi
 • AgamaIslam, Buddha, Hindu, Konfusianisme, Kristian Katolik, Kristian Protestan
Zon waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode telepon0748
DAURp. 594.747.481.000.-
Flora resmiBunga Bangkai
Fauna resmiHarimau Sumatera
Laman sesawanghttp://www.kerincikab.go.id/

Kabupaten Kerinci (Melayu: Kerinci atau Kerinchi; Jawi: كرينچي) ialah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 4,200 km² dengan populasi 300,000 penduduk. Penduduknya terdiri dari suku Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sundik, Malayik, Malayan, Melayu. Penduduknya bertutur dalam loghat dialek: Ulu, Mamaq, Akit, Talang dan Sakei. Daerah dari dialek Kerinci-Minangkabau di Minangkabau.

Nama Kerinci[sunting | sunting sumber]

Nama ‘Kerinci’ berasal dari bahasa Tamil “Kurinci”. Tanah Tamil dapat dibahagikan menjadi lima jenis landskap dan salah satunya adalah kurinci yg bermaksud kawasan bukit atau pergunungan. Bunga yang tumbuh di kawasan pergunungan kurinci ini dikenali sebagai bunga Kurinci (Latin Strobilanthus. Dengan demikian Kurinci juga bererti 'kawasan pergunungan'.

Di zaman dahulu Sumatra dikenal dengan istilah Swarnadwipa atau Swarnabhumi (tanah atau pulau emas). Kala itu Kerinci, Lebong dan Minangkabau menjadi wilayah penghasil emas utama di Indonesia (walaupun kebanyakan sumber emas terdapat di luar Kabupaten Kerinci di daerah Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin). Di daerah Kerinci banyak ditemukan batu-batuan Megalithicum dari zaman Gangsa (Bronze Age) dengan pengaruh Buddha termasuk keramik Tiongkok. Hal ini menunjukkan wilayah ini telah banyak berhubungan dengan dunia luar.

Awalnya ‘Kerinci’ adalah nama sebuah gunung dan danau (tasik), tetapi kemudian wilayah yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama. Dengan begitu daerahnya disebut sebagai Kerinci (“Kurinchai” atau “Kunchai” atau “Kinchai” dalam bahasa setempat), dan penduduknya pun disebut sebagai orang Kerinci.

Sejarah Kerinci[sunting | sunting sumber]

Menurut Tambo Alam Minangkabau, Daerah Rantau Pesisir Barat (Pasisie Barek) pada masa Kerajaan Alam Minangkabau meliputi wilayah-wilayah sepanjang pesisir barat Sumatra bahagian tengah mulai dari Sikilang Air Bangis, Tiku Pariaman, Padang, Bandar Sepuluh, Air Haji, Inderapura, Muko-muko (Bengkulu) dan Kerinci.

Pada tahun 1957 setelah Indonesia merdeka, Sumatera bahagian tengah mulai dipecah menjadi 3 provinsi:

  1. Sumatera Barat (meliputi daerah Minangkabau)
  2. Riau (meliputi wilayah kesultanan Siak, Pelalawan,Rokan,Indragiri, Riau-Lingga ditambah Rantau Minangkabau Kampar dan Kuantan)
  3. Jambi (meliputi bekas wilayah kesultanan Jambi ditambah Rantau Minangkabau Kerinci)

Namun demikian orang Kerinci hidup dengan budaya yang berbeda dari minangkabau namun menjadi orang Jambi.

Letak Kerinci[sunting | sunting sumber]

Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat (Minangkabau) di sebagian barat dan utara. Di selatan mereka berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Daerah Kerinci ditetapkan sebagai sebuah Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi, dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh. Daerah Kerinci memiliki luas 4.200 km2 terdiri atas 11 kecamatan (yang merupakan rangkaian kampung atau pemukimam). Statistik tahun 1996 menunjukkan populasi suku Kerinci sekitar 300.000 jiwa.

Budaya Kerinci[sunting | sunting sumber]

Budaya Kerinci sangat khas. Tari-tariannya adat merupakan campuran Minangkabau dan Kerinci serta Melayu. Misalnya, Tari Joged Sitinjau Laut. Lagu-lagu Kerinci juga terkenal unik. Pakaian adatnya juga sangat indah. Rumah suku Kerinci disebut "Larik" dan merupakan [1] adalah bangunan yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung. Di Jambi, Kerinci adalah satu-satunya wilayah yang menganut adat Perpatih Minangkabau (Matrilineal).

Wisata[sunting | sunting sumber]

Sebagai daerah dataran tinggi Kerinci punya sekali objek wisata, khususnya wisata alam, seperti Gunung Kerinci, Danau Kerinci, Gunung Tujuh, Rawa Bento, Renah Kayu Embun, Bukit Tirai Embun. Untuk penginapan sangat mudah dicari di Kerinci, terutama di daerah Kayu Aro, untuk informasi mengenai Kerinci sendiri cukup banyak tersedia di media Kabar Baik Kerinci.

Bahasa Kerinci[sunting | sunting sumber]

Bahasa Kerinci termasuk salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang dituturkan dengan dialek Kerinci.

Ada lebih dari 30 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci. Seperti pengucapan 'Anda', di Desa Tanjung Pauh Mudik (Kec. Keliling Danau) diucapakan dengan "Kayoa" sedangkan di Kec. Sungai Penuh diucapakan dengan "Kayao". Perbezaan dialek ini juga ditandai dengan dengan perbezaan budaya yang ada di masing-masing desa di Kerinci.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "salinan arkib". Diarkibkan daripada yang asal pada 2013-06-09. Dicapai pada 2020-04-26.

Lihat juga Daftar Kabupaten dan Kotamadya Indonesia