Ketika Cinta Bertasbih : Meraih Ridho Ilahi (Musim 2)

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.


Ketika Cinta Bertasbih : Meraih Ridho Ilahi
Fail:Kcbmri.jpg
FormatDrama Islami
PenciptaSinemart
Ditulis olehCerita:
Habiburrahman El Shirazy
PengarahChaerul Umam
Lagu pembukaanKetika Cinta Bertasbih, Melly Goeslaw feat Amee
Lagu penutupKetika Cinta Bertasbih, Melly Goeslaw feat Amee
PenggubahPurwacaraka
Negara asalIndonesia Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
Bilangan musim2
Bilangan episod25
Penerbitan
PenerbitLeo Sutanto
LokasiJakarta
Penyiaran
Saluran asalRCTI
Format gambar480i Standard Definition Television (SDTV
Siaran asalKhamis, 3 March 2011 – Minggu, 27 March 2011
Kronologi
MengikutiKemilau Cinta Kamila 4, Cinta Tiada Akhir
Diikuti olehAnugerah
Pautan luar
[www.sinemart.com Tapak sesawang penerbitan]

Ketika Cinta Bertasbih Meraih Ridho Ilahi atau biasa disebut Ketika Cinta Bertasbih season 2 merupakan sinetron religi islami, kelanjutan dari sinetron Ketika Cinta Bertasbih : Spesial Ramadan atau Ketika Cinta Bertasbih season 1.

Pemain[sunting | sunting sumber]

Plot[sunting | sunting sumber]

Ruh dari Sinetron Ketika Cinta Bertasbih Meraih Ridho Ilahi adalah bagaimana keluarga besar Azzam menjadikan seluruh aktiviti hidup ini sebagai bentuk ibadah untuk meraih redha Ilahi. Bagaimana Anna Althafunnisa dan Azzam berusaha mati-matian meraih redha Ilahi di tengah-tengah cabaran yang mendera hidup mereka. Bagaimana Husna dan Ilyas mendapat ujian yang dahsyat di tengah-tengah persiapan menghadapi perkahwinan mereka, dimana mereka juga berusaha selalu ikhlas.

Husna mengajar di kelas, tiba-tiba merasakan sakit di dada yang hebat yang akhirnya membuat dia runtuh dan pengsan di dalam kelas. Husna dilarikan ke RS Solo. Tetapi pihak RS angkat tangan, dan memberikan rujukan kepada Jakarta. Di hari yang sama desa Wangen juga geger, kerana Haji Samingan minggat meninggalkan rumah bersama Parmin.

Karena rasa cinta dan sayangnya pada adiknya, Azzam pun memutuskan untuk tinggal sementara di Jakarta sampai Husna selesai menjalani pengobatannya. Azzam pun kembali ke Solo untuk membawa Anna ikut serta, dan menyerahkan Pesantren Daarul Qur `an pada Mujab untuk sementara.

Azzam mengontrak rumah di pinggir bandar Jakarta. Ia merasa sambil mengobatkan Husna ia boleh mengembangkan perniagaan bakso cintanya. Radio JPMI Solo diserahkan kawalannya pada Furqan, Bakso Cinta yang di Solo diamanahkan pada Lia. Lia tetap tinggal di rumah bersama Sarah dan ditemani Bu Romlah, isteri Pak Haji Samingan.

Sambil memulakan perniagaan Bakso Cinta di Jakarta, Azzam juga tergerak untuk pesantren Al Halimiyyah yang ada di dekat kontrakannya yang sudah tidak terurus dan kehilangan murid-muridnya. Azzam pun mula memainkan otak untuk mengumpul kos baik untuk rawatan Husna, kos sara hidup keluarganya, dan juga kos pembangunan pesantren Al Halimiyyah.

Azzam pelan-pelan berjaya menghidupkan pesantren. Itupun tak luput dari bantuan Cahyani, mahasiswi aktivis yang membantu Azzam mencari dana untuk membeli pesantren. Azzam lalu menukar nama pesantren menjadi Pesantren Daarul Hikmah.

Azzam dan Anna pun lambat laun mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Azzam menjadikan pesantren itu sebagai pesantren mahasiswa yang sering mengadakan tema-tema kajian yang diminati anak muda. Masjid pesantren itu juga mulai makmur kembali.

Ilyas pun sesekali datang membantu Azzam berjuang di Jakarta. Azzam kemudian meminta kepada Ilyas agar berkenan menunggu Husna sembuh bahkan menguatkan Husna. Furqan juga sering datang kerana dia dan Azzam mengembangkan usaha di Jakarta, selain usaha radio. Azzam dan Furqan bahu membahu mengatasi pertarungan perniagaan yang sengit di Jakarta. Cabaran dan masalah datang silih berganti pada keluarga besar Azzam.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]