Kunjarakarna

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Naskah nipah Kunjarakarna yang disimpan di Universitas Leiden sebagai naskah Orientalis 2266, halaman 1 verso.

Kitab Kunjarakarna menceritakan seorang yaksa, semacam raksasa yang bernama Kunjarakarna. Cerita ini berdasarkan agama Buddha Mahayana.

Pada suatu hari Kunjarakarna bertapa di gunungMahameru supaya pada kelahiran berikutnya ia dilahirkan semula sebagai manusia berparas baik. Kemudian Kunjarakarnapun pergi menghadap Wairocana.

Maka Kunjarakarna dibenarkan menjenguk keneraka, tempat batara Yama. Di sana Kunjarakarna diberitahu mendapat bahwa temannya Purnawijaya akan meninggal dalam waktu beberapa hari lagi dan disiksa di neraka.

Kunjarakarna menghadap Wairocana untuk meminta supaya tidak dihukum. Akhirnya ia diperbolehkan memberi tahu Purnawijaya. Purnawijaya terkejut ketika diajak melihat neraka. Lalu Purnawijaya kembali ke bumi dan berpamitan dengan isterinya.

Akhirnya Purnawijaya mati tetapi hanya disiksa selama 10 hari dan bukannya seratus tahun. Lalu Purnawijaya diperbolehkan kembali. Cerita berakhir dengan bertapanya Kunjarakarna dan Purnawijaya di lereng gunung Mahameru.

Pengajaran cerita (menurut kepercayaan Buddha): barangsiapa mendengarkan dan tahu akan hukum dharma, maka ia akan diselamatkan.

Contoh teks cerita[sunting | sunting sumber]

Jawa Kuna[1] Terjemahan
tan asuwé ring awan, Maka tak lama mereka berada di jalan
dhateng ta ya ring bumipata<l>a, hana ta ya srijati dumilah sadakala lonya sêndriya, sêndriya ngaranya, sôlih ing mata tumingal, hana ta babahan kapanggiha denira sang Kuñjarakarna, inĕbnya tambaga, lereganya salaka, tuwin ku<ñ>cinya mas, Dan sampailah di dunia bawah. Maka adalah sebuah pohon jati yang senantiasa menyala. Tebal batangnya satu indera. Maksudnya hanya satu pemandangan mata. Lalu sang Kuñjarakarna melihat panelnya dari tembaga, lacinya dari perak, dan kuncinya dari emas.
ta<m>bak lalénya w<e>si, ikang hawan sad<e>pa saroh lonya, temboknya dari besi, jalannya selebar satu depa dan satu roh
inurap rinata-rata ginomaya ring tahining le<m>bu kanya, dibersihkan, diratakan dan dibersihkan dengan tinja sapi perawan betina
tinaneman ta ya handong bang, kayu puring, kayu masedhang asinang, winoran asep dupa, mrabuk arum ambunika sinawuran kembang ura, pinujan kembang pupungon, diberi tanaman andong merah, puring dan pohon-pohon yang sedang berbunga harum. Berbaurlah dengan asap dupa, harum semerbuk dan ditebar dengan bungan sebaran. Bunga-bunga yang sedang berkembang diberikan sebagai kehormatan
ya ta matanyan maruhun-ruhunan ikang watek papa kabèh winalingnya itulah sebab para orang berdosa berbondong-bondong semua. Salah pikiran mereka,
dalan maring swarga ri hidhepnya dikira jalan menuju ke sorga.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Teks diambil dari Van der Molen (1983:148). Ejaan teks dialihaksarakan secara kritis.