Penerbangan 185 SilkAir

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Penerbangan 185 SilkAir
SilkAir 185, beberapa saat sebelum kemalangan
Kejadian
Tarikh19 Disember 1997
RingkasanJuruterbang bunuh diri
Tapak kejadianSungai Musi
Palembang, Indonesia
2°27′30″S 104°56′12″E / 2.45833°S 104.93667°E / -2.45833; 104.93667Koordinat: 2°27′30″S 104°56′12″E / 2.45833°S 104.93667°E / -2.45833; 104.93667
Pesawat
Jenis pesawatBoeing 737-36N
PengendaliSilkAir
Kod pendaftaranTemplat:Airreg
Asal penerbanganSoekarno–Hatta Int'l Airport, Jakarta, Indonesia
DestinasiLapangan Terbang Changi, Singapura
Penumpang97
Anak kapal7
Kematian104 (semua)

Penerbangan 185 SilkAir merupakan insiden pertama kali berlaku terhadap SilkAir sejak 19 Disember 1997. Punca sebenar ialah juruterbang membunuh diri. Ia juga mengugut nyawa semua 97 penumpang dan 4 krew. Ianya terhempas di Sungai Musi, Indonesia. Pesawat itu membawa 40 dari Singapura, 23 dari Indonesia, 10 dari Malaysia, 5 dari Amerika Syarikat serta Perancis, 4 dari Jerman, 3 dari United Kingdom, 2 dari Jepun dan 1 dari Bosnia dan Herzegovina, Austria, India, Taiwan dan Australia (tidak termasuk krew).

Pesawat itu membawa 6 krew. Hanya 1 krew asing dari New Zealand. Kemalangan ini juga menggugut nyawa model dan penulis Singapura Bonny Hicks. Juruterbang itu ialah Tsu Way Wing dari Singapura, 41 tahun sementara Duncan Ward dari New Zealand, 23.

Faktor-faktor yang menyebabkan Tsu bunuh diri[sunting | sunting sumber]

Bangkai pesawat SilkAir 185
  • Masalah kewangan keluarga, dimana ia dilaporkan mengalami kerugian dalam investasi keuangan, dan hutang tagihan kreditnya yang lebih besar dari kemampuannya membayar. (terutama diakibatkan dari pengeluaran keluarganya yang lebih besar dari gajinya sebagai juruterbang).
  • Kapten Tsu membeli polis insurans beberapa hari sebelum kejadian (pada hari kecelakaan, jaminan perlindungan dari polisnya mulai berlaku), sehingga ia melakukan tindakan (menjatuhkan pesawat) tersebut untuk mendapatkan wang santunan insurans (sebagai pengganti kerugian investasinya sebelumnya).
  • Ia juga dilaporkan beberapa kali mendapat teguran disiplin dari SilkAir, termasuk satu tindakan yang berkaitan dengan memanipulasi sekring dari perakam suara kokpit (CVR), Laporan lain mengatakan ia juga berkonflik dengan Kopilot Ward dan beberapa rekannya yang meragukan kemampuannya memimpin sebagai Kapten juruterbang.
  • Kapten Tsu adalah juruterbang kedua dan instruktur A-4 Skyhawk Angkatan Udara Singapura. Ia memiliki pengalaman dengan pesawat tersebut selama 20 tahun. Selama kerjayanya, ia pernah mengalami kesunyian, yaitu kehilangan 4 teman satu skuadronnya ketika latihan terbang rutin, setahun sebelum kecelakaan. Dampak psikologis dari musibah ini diduga mengubah kepribadian Tsu yang berujung pada kecelakaan pesawat SilkAir tersebut.