Bahasa Batak Simalungun

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Batak Simalungun
Sahap Simalungun
KawasanSumatera Utara
Penutur bahasa
2,000,000 (UBS, 1991)
Austronesian
Batak, Latin
Kod bahasa
ISO 639-3bts

Bahasa Simalungun atau sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang tinggal di Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan di Indonesia.

Klasifikasi Bahasa[sunting | sunting sumber]

Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjawat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937) menyatakan bahawa bahasa Simalungun merupakan sebahagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan Bahasa Sanskrit yang mempengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia.[1]

Kedekatan ini ditunjukkan dengan huruf penutup suku mati:[2]

  1. "Uy" dalam kata babuy dan apuy.
  2. "G" dalam kata dolog.
  3. "B" dalam kata abab.
  4. "D" dalam kata bagod.
  5. "Ah" dalam kata babah atau sabah.
  6. "Ei" dalam kata simbei.
  7. "Ou" dalam kata lopou atau sopou.

Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeza/terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing.[3]. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.[4]

Dialek dan Ragam Bahasa[sunting | sunting sumber]

Henry Guntur Tarigan membezakan dialek bahasa Simalungun ke dalam 4 macam dialek:[5]

  1. Silimakuta.
  2. Raya.
  3. Topi Pasir (Horisan).
  4. Jahe-jahe (pesisir pantai timur).

Aksara[sunting | sunting sumber]

Aksara yang digunakan suku Simalungun disebut aksara Surat Sisapuluhsiah.[6][7][8]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Juandaha Raya P. Dasuha, Martin Lukito Sinaga, Tole! Den Timorlanden das Evangelium! Sejarah Seratus Tahun Pekabaran Injil di Simalungun, Kolportase GKPS, 2003, hlm. 16.
  2. ^ "Porloe Sahap ni Bangsa Sandiri bani Hakaristenon" dalam Sinalsal No.90/September 1938, hlm. 22-23.
  3. ^ Uli Kozok, Warisan Leluhur: Sastra Lama dan Aksara Batak, Kepustakaan Popular Gramedia, Jakarta, 1999, hlm. 14.
  4. ^ Dj. Wismar Saragih, "Hata Toba pakon Hata Simaloengoen na Dos Tapi Legan Anggo Artini," Sinalsal No.52, edisi Juli 1935, hlm.7-10.
  5. ^ Henry Guntur Tarigan, Bahasa dan Kepribadian Simalungun.
  6. ^ 80 Tahun Djariaman Damanik, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2000, hlm. 335-336.
  7. ^ J.R. Hutauruk, Kemandirian Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm.164.
  8. ^ F. Marodjahan Purba, Undang-undang ni Surat Simalungun, Kalangan Sendiri, Pamatang Raya, 1974, hlm.1-58.