Bengawan Solo (lagu)
Bengawan Solo merupakan sebuah lagu Indonesia yang sangat terkenal berkenaan dengan Sungai (Bengawan) Solo, yang mengalir melalui Jawa Tengah dan Jawa Timur, Indonesia dan merupakan sungai yang terpanjang.
Liriknya menerangkan sungai tersebut dengan gaya yang nostalgik dan puitis, bagaimana ia dikelilingi gunung-ganang, dan puncanya berhampiran bandar Surakarta dan terus mengalir hingga ke laut, dan pedagang selalu menggunakannya.
Lagu ini ditulis pada 1940 oleh Gesang Martohartono, dalam bentuk keroncong tempatan dengan sedikit pengaruh Portugis. Setelah Perang Dunia II, pasukan Jepun yang kembali ke negaranya membawa lagu ini bersama mereka. Di sana, lagu ini menjadi popular setelah dinyanyikan berbagai penyanyi di sana, antaranya Toshi Matsuda. Lagu ini mula menjadi terkenal dan meluas di sana, dan juga seluruh Asia serta dunia kemudiannya.
Banyak penyanyi telah menyanyikan lagu ini, antaranya Waldjinah, Toshi Matsuda, Anneke Grönloh, Rebecca Pan, Frances Yip, dan pasangan P. Ramlee dan Saloma[1].
Lirik lagu
[sunting | sunting sumber]Bengawan Solo
Riwayatmu ini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani
Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh
Ref:
Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut
Itu perahu
Riwayatmu dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Pautan luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) "Bengawan Solo: Saya Cinta Indonesia…!"
- (Indonesia) Lirik lagu Bengawan Solo
- (Indonesia) Lagu Bengawan Solo via Imeem