Majapahit: Perbezaan antara semakan

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Tiada ringkasan suntingan
Tiada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
Pada saat Adeging Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya memakai gelar Brawijaya, dari bahasa sansekerta Bra = putra, Wi = paling, Jaya = unggul, atau 'Putra yang Paling Unggul'.
Pada saat Adeging Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya memakai gelar Brawijaya, dari bahasa sansekerta Bra = putra, Wi = paling, Jaya = unggul, atau 'Putra yang Paling Unggul'.
Raden Wijaya atau Sang Maha Prabu Brawijaya I mendirikan Kraton-nya di Sastra Wulan (sekarang lebih dikenal dengan nama Trowulan dari Sastro Wulan).
Raden Wijaya atau Sang Maha Prabu Brawijaya I mendirikan Kraton-nya di Sastra Wulan (sekarang lebih dikenal dengan nama Trowulan dari Sastro Wulan).
Tahta diteruskan o/ putra angkatnya (anak dari Adipati Dandangan) bernama Jayanegara dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya II. Posisi kraton masih di wilayah Trowulan tetapi beda lokasi.
Tahta diteruskan o/ putra angkatnya (anak dari Adipati Dandangan) bernama Jayanegara dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya II. Posisi kraton masih di wilayah Trowulan tetapi berbeda lokasi.
Tahta berikutnya diteruskan oleh Tri Buwana Tungga Dewi yang merupakan putri kandung dari Raden Wijaya, bergelar Sang Maha Ratu Brawijaya III. Letak kraton masih di wilayah Trowulan tapi bebeda lokasi dengan Kraton Brawijaya I dan Brawijaya II.
Berikutnya yang memegang tampuk pimpinan adalah Hayam Wuruk yang merupakan putra angkat dari Jayanegara dan putra kandung dari Sang Maha Patih Gadjah Mada, bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IV. Letak Kraton awalnya masih di wilayah Trowulan yang kemudian memindahkan Kraton pemerintahannya di wilayah Jombang.

Kemudian tahta Kerajaan Majapahit berikutnya diteruskan oleh Damar Wulan, anak seorang rakyat biasa dari wilayah Probolinggo. Pada saat kecil di-momong oleh Gadjah Mada yang saat itu sudah menjadi pertapa di Madakaripura. Damar Wulan kemudian bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya V atau Kertabumi, mendirikan Kraton-nya di lereng Gunung Kelud di wilayah Puncu - Kediri.

Berikutnya yang meneruskan adalah putra dari Kertabumi yang dikenal dengan nama Bre Pamotan, Bre dari bahasa sansekerta yang artinya keponakan, pada saat usia muda beliau dididik oleh Adipati Pamotan maka kemudian lebih dikenal denga...n nama Bre Pamotan dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VI. Letak kraton masih di lereng Gunung Kelud tapi berbeda lokasi dengan Kraton ayahanda-nya.
Setelah itu wahyu keprabon jatuh kepada putranya yang bernama Girincya Wardhana dan lebih dikenal dengan nama Bre Wengker (pada saat usia muda dididik oleh Adipati Wengker atau sekarang yang bernama Ponorogo). Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VII dan mendirikan Kratonnya di wilayah Widodaren - Ngawi.
Tahta kemudian berpindah ke putranya, yaitu Pangeran Girindra Wardhana yang sering juga disebut dengan Batara I Kling. Disebut Batara karena kesaktian beliau sudah sekelas Batara, I = dari, Kling = Keling, artinya Batara dari wilayah Keling. Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VIII dan letak Kraton-nya ada di daerah Keling di lereng Gunung Kelud.
Pada masa Brawijaya VIII inilah Kerajaan Majapahit surut karena kudeta dari anak angkatnya. Padahal wahyu keprabon sudah jatuh ke tangan putra Bali, yaitu Adipati Asmara Pura (sekarang bernama Semanapura atau Klungkung). Setelah tanah Jawa jatuh, Adipati Asmara Pura tetap mempertahankan wahyu keprabon-nya dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IX dengan pusat pemerintahannya ada di Asmara Pura - Bali. Itulah yang membuat kenapa Bali sampai sekarang masih cukup kental tradisi-nya.

Dari proses turunan tahta Kerajaan Majapahit yg menjadi raja berikutnya tidak selalu harus anak kandungnya. Di Nuswantara siapapun berhak mendapat 'wahyu keprabon' sesuai dengan 'laku' dan bimbingan dari 'pamong' leluhur bangsa, terbukti Damar Wulan yang hanya anak kebanyakan dari rakyat biasa dapat menjadi Raja tertinggi di Nuswantara.
Kertabumi atau Sang Maha Prabu Brawijaya V tetap ditulis dalam sejarah resmi tetapi nama aslinya yaitu Damar Wulan digeser ke mitos.

Jika diteliti lebih mendalam hirarki asli peradaban Nuswantara, tidak ada Kraton yang diwariskan, karena setiap Raja akan membuat Kraton-nya sendiri dan memuliakan Kraton pendahulunya, ini disebabkan karena setiap Raja Nuswantara mempunyai panji-panji-nya sendiri sesuai dengan sosok Dewa yang memomong mereka.

Patung Gajah Mada terletak di Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur. Mahapatih Gajah Mada terbukti sangat mumpuni karena beliau ketitisan Sang Hyang Batara Ismaya (Ki Semar) dan Sang Hyang Batara Antiga (Ki Togog) sekaligus. Jadi fungsi beliau adalah sebagai pemomong Mahaprabu Majapahit.

Pada saat Resi Tunggul Manik (Maha Patih Maudara/Gajah Mada) sampai di Madakaripura di malam purnama, beliau menemukan seorang anak kecil anak rakyat biasa yang sedang kedinginan dan untuk menghangatkan badannya dia membakar damar, anak kec...il ini kemudian diambil menjadi muridnya.

Damar Wulan adalah Anak kecil yang pada malam purnama sedang membakar damar di Madakaripura inilah yang kemudian dinamakan Damar Wulan. Berkat gemblengan dan tuntunan langsung dari Resi Tunggul Manik, Damar Wulan kemudian mendapat wahyu keprabon dan kelak menggantikan Sang Maha Prabu Hayam Wuruk dengan gelar Brawijaya V atau Kertabumi.
Ini menunjukkan bahwa menjadi seorang Raja bahkan Maha Raja TIDAK harus keturunan raja, anak rakyat biasa asal Teteg, Tangguh, Tatag, Trengginas dan Tanggon sesuai tuntunan para leluhur dapat menjangkau posisi itu. Sayangnya dalam literasi resmi masa kepemimpinan Majapahit hanya dituturkan sampai Brawijaya ke V ini ...padahal masih ada 3 raja di Jawa dan 1 di Bali yang meneruskan Kerajaan Majapahit, bahkan Damar Wulan sebagai nama asli dari Brawijaya V atau Kertabumi kisahnya cenderung di-mitos-kan. (sumber Turangga Seta, GregetNuswantara.group.facebook)



'''Majapahit''' adalah sebuah [[kerajaan]] yang pernah ditubuhkan sekitar tahun [[1293]] hingga [[1500]] [[Masehi|M]] dan berpusat di Pulau [[Jawa]] timur. Kerajaan ini pernah menguasai pulau [[Jawa]], [[Sumatera]], [[Borneo]], Sulawesi/[[Celebes]], [[Madura]], [[Bali]], dan banyak wilayah lain di [[Nusantara]].
'''Majapahit''' adalah sebuah [[kerajaan]] yang pernah ditubuhkan sekitar tahun [[1293]] hingga [[1500]] [[Masehi|M]] dan berpusat di Pulau [[Jawa]] timur. Kerajaan ini pernah menguasai pulau [[Jawa]], [[Sumatera]], [[Borneo]], Sulawesi/[[Celebes]], [[Madura]], [[Bali]], dan banyak wilayah lain di [[Nusantara]].

Semakan pada 08:17, 22 Mac 2011

Peta Majapahit.

Kerajaan Majapahit (aslinya bernama Mojopoit) itu bukan hanya ada 5 raja tetapi ada 8 raja (Brawijaya VIII) yg bertahta di tanah Jawa dan di-inisiasi oleh Raden Wijaya (Harya Sedah) seorang pangeran dari Kadipaten Magadha (sekarang Bandung) yang merupakan putra dari Adipati Panjalu yaitu Sang Prabu Siyung Wanara.

Pada saat Adeging Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya memakai gelar Brawijaya, dari bahasa sansekerta Bra = putra, Wi = paling, Jaya = unggul, atau 'Putra yang Paling Unggul'. Raden Wijaya atau Sang Maha Prabu Brawijaya I mendirikan Kraton-nya di Sastra Wulan (sekarang lebih dikenal dengan nama Trowulan dari Sastro Wulan). Tahta diteruskan o/ putra angkatnya (anak dari Adipati Dandangan) bernama Jayanegara dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya II. Posisi kraton masih di wilayah Trowulan tetapi berbeda lokasi. Tahta berikutnya diteruskan oleh Tri Buwana Tungga Dewi yang merupakan putri kandung dari Raden Wijaya, bergelar Sang Maha Ratu Brawijaya III. Letak kraton masih di wilayah Trowulan tapi bebeda lokasi dengan Kraton Brawijaya I dan Brawijaya II. Berikutnya yang memegang tampuk pimpinan adalah Hayam Wuruk yang merupakan putra angkat dari Jayanegara dan putra kandung dari Sang Maha Patih Gadjah Mada, bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IV. Letak Kraton awalnya masih di wilayah Trowulan yang kemudian memindahkan Kraton pemerintahannya di wilayah Jombang.

Kemudian tahta Kerajaan Majapahit berikutnya diteruskan oleh Damar Wulan, anak seorang rakyat biasa dari wilayah Probolinggo. Pada saat kecil di-momong oleh Gadjah Mada yang saat itu sudah menjadi pertapa di Madakaripura. Damar Wulan kemudian bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya V atau Kertabumi, mendirikan Kraton-nya di lereng Gunung Kelud di wilayah Puncu - Kediri.

Berikutnya yang meneruskan adalah putra dari Kertabumi yang dikenal dengan nama Bre Pamotan, Bre dari bahasa sansekerta yang artinya keponakan, pada saat usia muda beliau dididik oleh Adipati Pamotan maka kemudian lebih dikenal denga...n nama Bre Pamotan dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VI. Letak kraton masih di lereng Gunung Kelud tapi berbeda lokasi dengan Kraton ayahanda-nya. Setelah itu wahyu keprabon jatuh kepada putranya yang bernama Girincya Wardhana dan lebih dikenal dengan nama Bre Wengker (pada saat usia muda dididik oleh Adipati Wengker atau sekarang yang bernama Ponorogo). Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VII dan mendirikan Kratonnya di wilayah Widodaren - Ngawi. Tahta kemudian berpindah ke putranya, yaitu Pangeran Girindra Wardhana yang sering juga disebut dengan Batara I Kling. Disebut Batara karena kesaktian beliau sudah sekelas Batara, I = dari, Kling = Keling, artinya Batara dari wilayah Keling. Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VIII dan letak Kraton-nya ada di daerah Keling di lereng Gunung Kelud. Pada masa Brawijaya VIII inilah Kerajaan Majapahit surut karena kudeta dari anak angkatnya. Padahal wahyu keprabon sudah jatuh ke tangan putra Bali, yaitu Adipati Asmara Pura (sekarang bernama Semanapura atau Klungkung). Setelah tanah Jawa jatuh, Adipati Asmara Pura tetap mempertahankan wahyu keprabon-nya dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IX dengan pusat pemerintahannya ada di Asmara Pura - Bali. Itulah yang membuat kenapa Bali sampai sekarang masih cukup kental tradisi-nya.

Dari proses turunan tahta Kerajaan Majapahit yg menjadi raja berikutnya tidak selalu harus anak kandungnya. Di Nuswantara siapapun berhak mendapat 'wahyu keprabon' sesuai dengan 'laku' dan bimbingan dari 'pamong' leluhur bangsa, terbukti Damar Wulan yang hanya anak kebanyakan dari rakyat biasa dapat menjadi Raja tertinggi di Nuswantara. Kertabumi atau Sang Maha Prabu Brawijaya V tetap ditulis dalam sejarah resmi tetapi nama aslinya yaitu Damar Wulan digeser ke mitos.

Jika diteliti lebih mendalam hirarki asli peradaban Nuswantara, tidak ada Kraton yang diwariskan, karena setiap Raja akan membuat Kraton-nya sendiri dan memuliakan Kraton pendahulunya, ini disebabkan karena setiap Raja Nuswantara mempunyai panji-panji-nya sendiri sesuai dengan sosok Dewa yang memomong mereka.

Patung Gajah Mada terletak di Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur. Mahapatih Gajah Mada terbukti sangat mumpuni karena beliau ketitisan Sang Hyang Batara Ismaya (Ki Semar) dan Sang Hyang Batara Antiga (Ki Togog) sekaligus. Jadi fungsi beliau adalah sebagai pemomong Mahaprabu Majapahit.

Pada saat Resi Tunggul Manik (Maha Patih Maudara/Gajah Mada) sampai di Madakaripura di malam purnama, beliau menemukan seorang anak kecil anak rakyat biasa yang sedang kedinginan dan untuk menghangatkan badannya dia membakar damar, anak kec...il ini kemudian diambil menjadi muridnya.

Damar Wulan adalah Anak kecil yang pada malam purnama sedang membakar damar di Madakaripura inilah yang kemudian dinamakan Damar Wulan. Berkat gemblengan dan tuntunan langsung dari Resi Tunggul Manik, Damar Wulan kemudian mendapat wahyu keprabon dan kelak menggantikan Sang Maha Prabu Hayam Wuruk dengan gelar Brawijaya V atau Kertabumi.

Ini menunjukkan bahwa menjadi seorang Raja bahkan Maha Raja TIDAK harus keturunan raja, anak rakyat biasa asal Teteg, Tangguh, Tatag, Trengginas dan Tanggon sesuai tuntunan para leluhur dapat menjangkau posisi itu. Sayangnya dalam literasi resmi masa kepemimpinan Majapahit hanya dituturkan sampai Brawijaya ke V ini ...padahal masih ada 3 raja di Jawa dan 1 di Bali yang meneruskan Kerajaan Majapahit, bahkan Damar Wulan sebagai nama asli dari Brawijaya V atau Kertabumi kisahnya cenderung di-mitos-kan. (sumber Turangga Seta, GregetNuswantara.group.facebook)


Majapahit adalah sebuah kerajaan yang pernah ditubuhkan sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di Pulau Jawa timur. Kerajaan ini pernah menguasai pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Sulawesi/Celebes, Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara.

Kejayaan Majapahit

Penguasa Majapahit semasa zaman kegemilangannya ialah semasa zaman pemerintahan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389.

Majapahit ialah kerajaan Hindu-Buddha yang terakhir dan masyhur di Nusantara. Didahului oleh kerajaan Srivijaya, yang berpusat Palembang di pulau Sumatra.

Pengasas Majapahit, Kertarajasa, anak menantu kepada penguasa Singhasari, juga berpusat di Jawa. Selepas Singhasari mengusir Srivijaya dari Jawa secara keseluruhannya pada tahun 1290, kekuasaan Singhasari mula menjadi perhatian Kubilai Khan di China dan dia mengirim duta untuk mengutip ufti.

Kertanagara, pengasas kerajaan Singhasari, menolak untuk membayar ufti dan Khan memberangkatkan satu rombongan tiba di pantai Jawa tahun 1293. Pada ketika itu, seorang pemberontak dari Kediri, Jayakatwang, sudah membunuh Kertanagara. Pegasas Majapahit bergabung tenaga dengan orang Mongolia untuk melawan Jayakatwang dan menyebabkan kerajaan Singhasari musnah serta memaksa sekutunya Mongol untuk menarik diri secara kelam-kabut.

Gajah Mada, seorang patih dan bupati Majapahit dari 1331 ke 1364, memperluaskan kekuasaan kekaisaran ke pulau sekitarnya. Beberapa tahun selepas kematian Gajah Mada, angkatan laut Majapahit menawan Palembang dan menakluk daerah terakhir kerajaan Sriwijaya.

Walaupun pengasas Majapahit melebarkan kekuasaan mereka ke tanah seberang di seluruh Nusantara dan membinasakan kerajaan-kerajaan jiran , fokus mereka adalah untuk menguasai dan memonopoli perdagangan komersil antara pulau.

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para mubaligh mula memasuki Nusantara. Selepas mencapai puncaknya pada abad ke-14, tenaga Majapahit beransur-ansur lemah dan perang yang mulai dari tahun 1401 dan berlangsung selama empat tahun melemahkan Majapahit. Setelah ini Majapahit ternyata tak dapat menguasai Nusantara lagi. Kehancuran Majapahit kira-kira terjadi pada sekitar tahun 1500-an meskipun di Jawa ada sebuah khronogram atau candrasengkala yang berbunyi seperti ini: sirna hilang kretaning bumi. Sengkala ini kononnya adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebaga 0041 = 1400 Saka => 1478 Masehi. Erti daripada sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi (Majapahit)”.

Raja-raja Majapahit

  1. Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1294 - 1309)
  2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
  3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
  4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
  5. Wikramawardhana (1389 - 1429)
  6. Suhita (1429 - 1447)
  7. Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
  8. Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
  9. Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
  10. Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1968)
  11. Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
  12. Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)

Templat:Link FA