Cendol: Perbezaan antara semakan

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Teg-teg: Suntingan mudah alih Suntingan web mudah alih
Baris 10: Baris 10:
== Sejarah ==
== Sejarah ==


Menurut penyuntng journal makanan Cina, Flavor and Fortune, Jacqueline M. Newman, hidangan cendol memiliki cita rasa [[Malaysia]], mengaitkan kaitan antara jeli dan kacang dalam air batu campur dengan bahan halo-halo ("campur-campur") di Filipina. Dia turut menambah bahawa perhubungan antara [[Filipina]] dan negara di Asia Tenggara agak tinggi sekitar 1500-an.<ref>[http://www.nytimes.com/2005/08/10/dining/10ices.html Shaving the Ice, Cutting the Heat]</ref>
Menurut penyuntng journal makanan Cina, Flavor and Fortune, Jacqueline M. Newman, hidangan cendol memiliki cita rasa [[Malaysia]]dan berasal drpd Malaysia nama pun gula melaka kann tiber, mengaitkan kaitan antara jeli dan kacang dalam air batu campur dengan bahan halo-halo ("campur-campur") di Filipina. Dia turut menambah bahawa perhubungan antara [[Filipina]] dan negara di Asia Tenggara agak tinggi sekitar 1500-an.<ref>[http://www.nytimes.com/2005/08/10/dining/10ices.html Shaving the Ice, Cutting the Heat]</ref>


Asal usul cendol tidak jelas, dan minuman manis ini tersebar luas di seluruh Asia Tenggara. Namun, satu saran adalah bahwa cendol berasal dari Jawa, Indonesia sebagai dawet. Catatan tertua yang disebutkan tentang minuman manis dawet adalah naskah Kresnayana, yang berasal dari Kerajaan Kediri sekitar Jawa abad ke-12. Sejarawan menyatakan bahwa penggunaan sagoo atau tepung beras sebagai bahan minuman manis mungkin terjadi pada awal masyarakat pertanian padi di Jawa kuno. Memang, jeli cendol dan variasinya adalah produk pertanian pedesaan, masih diproduksi secara tradisional di desa-desa Jawa. Di Banjarnegara, Jawa Tengah, dawet secara tradisional disajikan tanpa es. Saat ini, bagaimanapun es batu tambahan atau es serut biasanya ditambahkan ke dalam minuman pencuci mulut ini. Ini mungkin menunjukkan bahwa di Jawa tropis, dawet adalah minuman pencuci mulut tradisional yang sudah ada sebelum penggunaan teknologi pendingin, sejak abad ke-12.
Asal usul cendol tidak jelas, dan minuman manis ini tersebar luas di seluruh Asia Tenggara. Namun, satu saran adalah bahwa cendol berasal dari Jawa, Indonesia sebagai dawet. Catatan tertua yang disebutkan tentang minuman manis dawet adalah naskah Kresnayana, yang berasal dari Kerajaan Kediri sekitar Jawa abad ke-12. Sejarawan menyatakan bahwa penggunaan sagoo atau tepung beras sebagai bahan minuman manis mungkin terjadi pada awal masyarakat pertanian padi di Jawa kuno. Memang, jeli cendol dan variasinya adalah produk pertanian pedesaan, masih diproduksi secara tradisional di desa-desa Jawa. Di Banjarnegara, Jawa Tengah, dawet secara tradisional disajikan tanpa es. Saat ini, bagaimanapun es batu tambahan atau es serut biasanya ditambahkan ke dalam minuman pencuci mulut ini. Ini mungkin menunjukkan bahwa di Jawa tropis, dawet adalah minuman pencuci mulut tradisional yang sudah ada sebelum penggunaan teknologi pendingin, sejak abad ke-12.

Semakan pada 09:48, 17 Julai 2020

Cendol di Singapura
Cendol di Pulau Pinang

Cendol ialah sejenis minuman pencuci mulut yang boleh dijumpai di negara-negara Asia Tenggara.

Ramuan

Ramuan asas cendol terdiri daripada santan, jeli hijau (pewarna pandan), pulut, ais dan gula melaka. Selain daripada bahan asas ini, cendol boleh ditambah bahan lain seperti kacang merah, pulut, jeli hitam, dan jagung bergantung kepada selera penjamunya.

Bahan utama cendol iaitu jeli hijau dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan air jernih daripada mendapan kapur sirih. Air perlu dimasak sehingga menggelagak dan dikacau hingga cair tapi pekat. Setelah itu campuran tadi dimasukkan ke tin yang ditebuk seperti siraman hujan. Campuran yang pekat tadi ditekan untuk keluar melalui lubang tersebut dan dibiarkan sejuk didalam bekas air yang disediakan di bawah bekas berlubang tersebut. Jeli ini boleh diwarnakan dengan hijau (warna pandan) tetapi ia boleh juga diwarnakan mengikut warna kesukaan masing-masing. Cara penyediaan tradisi jeli biasanya diwarnakan dengan air daun pandan. Ia dihidangan bersama ais, air gula melaka dan santan. Tetapi ditambahkan pula dengan pulut dan susu isian manis.ianya enak juga dimakan dengan buah-buahan.

Sejarah

Menurut penyuntng journal makanan Cina, Flavor and Fortune, Jacqueline M. Newman, hidangan cendol memiliki cita rasa Malaysiadan berasal drpd Malaysia nama pun gula melaka kann tiber, mengaitkan kaitan antara jeli dan kacang dalam air batu campur dengan bahan halo-halo ("campur-campur") di Filipina. Dia turut menambah bahawa perhubungan antara Filipina dan negara di Asia Tenggara agak tinggi sekitar 1500-an.[1]

Asal usul cendol tidak jelas, dan minuman manis ini tersebar luas di seluruh Asia Tenggara. Namun, satu saran adalah bahwa cendol berasal dari Jawa, Indonesia sebagai dawet. Catatan tertua yang disebutkan tentang minuman manis dawet adalah naskah Kresnayana, yang berasal dari Kerajaan Kediri sekitar Jawa abad ke-12. Sejarawan menyatakan bahwa penggunaan sagoo atau tepung beras sebagai bahan minuman manis mungkin terjadi pada awal masyarakat pertanian padi di Jawa kuno. Memang, jeli cendol dan variasinya adalah produk pertanian pedesaan, masih diproduksi secara tradisional di desa-desa Jawa. Di Banjarnegara, Jawa Tengah, dawet secara tradisional disajikan tanpa es. Saat ini, bagaimanapun es batu tambahan atau es serut biasanya ditambahkan ke dalam minuman pencuci mulut ini. Ini mungkin menunjukkan bahwa di Jawa tropis, dawet adalah minuman pencuci mulut tradisional yang sudah ada sebelum penggunaan teknologi pendingin, sejak abad ke-12.

Kata "cendol" pertama kali disebutkan pada tahun 1932 sebagai salah satu bahan makanan yang tersedia di Kuala Lumpur sebagaimana dicatat dalam Proyek Concordance Melayu yang mengumpulkan tulisan-tulisan Melayu. Dawet diklaim sebagai asal usul cendol; nama Jawa "dawet" direkam pada awal naskah Jawa abad ke-19 dari Serat Centhini, yang terdiri antara 1814-1823 di Surakarta, Jawa Tengah. Di Jawa, dawet mengacu pada seluruh ramuan jeli cendol hijau, biasanya dibuat dari aren sagoo atau tepung beras, santan dan gula jawa cair (sirup gula kelapa), terkadang nangka yang diiris mungkin ditambahkan.

Di Malaysia, sesetengah pembuat cendol telah menghasilkan cendol selama tiga generasi sejak 1920-an sehingga sekarang, satu tempoh 90 tahun. [2] Cendol sangat digemari masyarakat Malaysia kerana cuaca dan iklim negara Malaysia yang panas.Terdapat pelbagai restoran dan kedai makan yang menyediakan cendol di serata Malaysia.

Rujukan


Pautan luar