Lakshmana

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Lakshmana
Laksmana dalam lukisan India abad ke-17.
GabunganAwatara Shesha
Tempat tinggalVaikuntha, Kshira Sagara
Maklumat peribadi
Kelahiran
Ayodha
Kematian
Sungai Suryu
IsteriUrmila
ZuriatAngada
Chandraketu[1]
Ibu BapaDasharatha (bapa)
Sumitra (ibu)
Kaushalya (ibu tiri)
Kaikeyi (ibu tiri)
Adik-beradikShatrughna (abang)
Rama (abang tiri)
Bharata (abang tiri)
Shanta (kakak tiri)

Lakshmana (Sanskrit: लक्ष्मण lakṣmaṇa, yang bertanda untung) adalah adik dewa Rama dan pembantunya dalam Ramayana, siatu karya epik dalam mitologi Hindu.

Penceritaan[sunting | sunting sumber]

Asal-usul[sunting | sunting sumber]

Lakshmana merupakan putera ketiga Raja Dasarata yang bertahta di kerajaan Kosala, dengan ibu kota Ayodhya. Kakak sulungnya bernama Rama, kakak keduanya bernama Bharata, dan adiknya sekaligus kembarannya bernama Satrugna. Di antara saudara-saudaranya, Lakshmana memiliki hubungan yang sangat dekat terhadap Rama. Mereka bagaikan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Ketika Rama menikah dengan Sita, Lakshmana juga menikahi adik Dewi Sita yang bernama Urmila.

Hubungan dengan Rama[sunting | sunting sumber]

Fail:Sita rama lakshmana hanuman BVManor.JPG
Patung Lakshmana (kiri) bersama Rama (tengah), Sita (kanan) dan Hanuman, di Kuil Bhaktivedanta Manor Hare Krishna, Watford, England.

Meskipun keempat putera Raja Dasarata saling menyayangi satu sama lain, tetapi Satrugna lebih cenderung dekat terhadap Bharata, sedangkan Laksmana cenderung dekat terhadap Rama. Saat Resi Wiswamitra datang meminta bantuan Rama agar mengusir para raksasa di hutan Dandaka, Laksmana turut serta dan menambah pengalaman bersama kakaknya. Di hutan mereka membunuh banyak rakshasa dan melindungi para resi. Bisa dikatakan bahwa Laksmana selalu berada di sisi Rama dan selalu berbakti kepadanya dalam setiap petualangan Rama dalam Ramayana.

Dalam pembuangan[sunting | sunting sumber]

Fail:Rama exile eia.jpg
Rama, Laksmana, dan Sita saat menjalani kehidupan di hutan. Lukisan dari Museum Seni San Diego.

Saat Rama dibuang ke hutan karena tuntutan permaisuri Kekayi, Laksmana mengikutinya bersama Sita. Ketika Bharata datang menyusul Rama ke dalam hutan dengan angkatan perang Ayodhya, Laksmana mencurigai kedatangan Bharata dan bersiap-siap untuk melakukan serangan. Rama yang mengetahui maksud kedatangan Bharata menyuruh Laksmana agar menahan nafsunya dan menjelaskan bahwa Bharata tidak mungkin menyerang mereka di hutan, malah sebaliknya Bharata ingin agar Rama kembali ke Ayodhya. Setelah mendengar penjelasan Rama, Laksmana menjadi sedar dan malu.

Selama masa pembuangan, Laksmana membuat pondok untuk Rama dan Sita. Dia juga melindungi mereka di saat malam sambil berbincang-bincang dengan para pemburu di hutan. Ketika seorang raksasi bernama Surpanaka hendak menyergap Sita, Laksmana bertindak dan pedangnya melukai hidung Surpanaka. Kemudian Surpanaka lari dan mengadu kepada saudara-saudaranya.

Laksmana Rekha[sunting | sunting sumber]

Ketika Sita meminta Rama untuk menangkap kijang kencana yang diidamkannya, Rama menyuruh Laksmana untuk melindungi Sita dan tidak membiarkannya berada di pondok sendirian. Kijang kencana tersebut merupakan penjelmaan rakshasa Marica, yang memancing Rama agar dia menjauh dari pondok sehingga memudahkan Rahwana untuk menculik Sita. Saat Rama memanah kijang kencana tersebut, hewan itu berubah menjadi rakshasa Marica, dan mengerang dengan suara keras. Sita yang merasa cemas, menyuruh Laksmana agar menyusul kakaknya ke hutan. Karena teguh dengan tugasnya untuk melindungi Sita, Laksmana menolak secara halus. Kemudian Sita berprasangka bahwa Laksmana memang ingin membiarkan kakaknya mati di hutan sehingga apabila Sita menjadi janda, maka Laksmana akan menikahinya. Mendengar perkataan Sita, Laksmana menjadi sakit hati dan bersedia menyusul Rama, tetapi sebelumnya dia membuat garis pelindung dengan anak panahnya agar makhluk jahat tidak mampu meraih Sita. Garis pelindung tersebut bernama Laksmana Rekha, dan sangat ampuh melindungi seseorang yang berada di dalamnya, selama dia tidak keluar dari garis tersebut.

Saat Laksmana meinggalkan Sita sendirian, rakshasa Rahwana yang menyamar sebagai seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada Sita. Rahwana tidak mampu meraih Sita yang berada dalam Lakshmana Rekha, maka dia meminta agar Sita mengulurkan tangannya. Pada saat tangan Rahwana memegang tangan Sita, dia segera menarik Sita keluar dari garis pelindung dan menculiknya. Rama yang sangat mencintai Sita, menelusuri hutan Dandaka demi mencari jejaknya. Selama masa pencarian tersebut, Laksmana dengan setia membantu Rama.

Pertempuran besar[sunting | sunting sumber]

Fail:Ramayana battle city.jpg
Lukisan dari kitab Ramayana versi India, menggambarkan adegan pertempuran antara para wanara dengan para raksasa.
Fail:Lakshmana swoon.jpg
Lukisan dari Himachal Pradesh pada abad 18, yang menggambarkan Laksmana tak berkutik akibat terkena senjata yang dilepaskan oleh Indrajit.

Setelah mengetahui bahwa Sita dibawa oleh Rahwana ke Kerajaan Alengka, Rama dan Laksmana beserta pasukan wanara menggempur kerajaan tersebut. Pada suatu pertempuran, Laksmana dan Rama beserta pasukannya tak berkutik oleh senjata Brahmastra yang dilepaskan Indrajit. Jembawan kemudian menyuruh Hanuman agar membawa tanaman obat yang bernama Sanjiwani di gunung Dronagiri, di deretan pegunungan Himalaya antara puncak Risaba dan Kailasa. Hanuman melesat ke tempat yang dimaksud tanpa bertanya terlebih dahulu. Karena tidak tahu persis bentuk tanaman yang dimaksud, Hanuman memotong gunung tersebut dan membawanya ke kemah pasukan Rama. Ketika tanaman Sanjiwani itu dioleskan, Rama dan Laksmana beserta para wanara menjadi sembuh dan merasa lebih kuat.

Penaklukan Indrajit[sunting | sunting sumber]

Ketika Indrajit melakukan ritual untuk memperoleh kekuatan, Laksmana datang bersama pasukan wanara dan merusak lokasi ritual. Indrajit menjadi marah kemudian perang terjadi. Laksmana yang tidak ingin perang terjadi begitu lama segera melepaskan senjata panah Indrāstra. Senjata tersebut memutuskan leher Indrajit dari badannya sehingga dia tewas seketika. Atas jasanya tersebut, Rama memuji Laksmana serta para dewa dan gandarwa menjatuhkan bunga dari surga.

Kehidupan selanjutnya[sunting | sunting sumber]

Setelah Rahwana berhasil dikalahkan, Rama, Laksmana dan Sita beserta para wanara pergi ke Ayodhya. Di sana mereka disambut oleh Bharata dan Kekayi. Laksmana hendak dianugerahi Yuwaraja oleh Rama, tetapi dia menolak karena merasa Bharata lebih pantas menerimanya dibandingkan dirinya, sebab Bharata memerintah Ayodhya dengan baik dan bijaksana selama Rama dan Laksmana tinggal di hutan.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (sulochana in Ramayana ) Ramayana – Conclusion, translated by Romesh C. Dutt (1899)