Tinja Pata Sulapa

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Tinja Pata Sulapa[1] (Bare'e,Tiang Empat Sudut) adalah empat penguasa di wilayah Sausu sampai Tanjung Pati-pati, sekitar tahun 1760 di Tana Bare'e dikuasai oleh empat kelompok besar dari Suku Bare'e dan diantara ke-empat kelompok besar tersebut sering terjadi Peperangan dan pembunuhan, sampai suatu ketika terjadi invasi Kerajaan Ternate di Tana Bare’e sehingga ke-empat kelompok besar dari Suku Bare'e tersebut yang kemudian disebut Tinja Pata Sulapa, bermusyawarah[2], tetapi tidak mendapatkan penyelesaiannya.

Empat Arung inilah yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan Tinja Pata Sulapa yang berkuasa di Tana Bare’e, dan Tinja Pata Sulapa menyediakan wilayah Kekuasaannya dari Sausu sampai Tanjung Pati-pati Untuk dijadikan pusat kerajaan yang akan dipimpin oleh seorang raja.


Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pilewiti, raja pertama Kerajaan Tojo tahun 1770


Peperangan dan pembunuhan pun kembali terjadi diantara empat kelompok Suku Bare'e tersebut, sampai suatu ketika ada seorang lelaki tampan bernama Talamoa yang berasal dari Mawomba dan Masyarakat Bare'e menjulukinya To Lamoa. Empat arung atau datuk penguasa Tinja Pata Sulapa yaitu Arung Bunga Ada (Manuru Lemba) dari bau lalaeo mewakili Suku Bare'e To Lalaeo, Arung Ududeju dari anda lage marompa mewakili Suku Bare'e To Lage, Arung Bederi dari pomulu tora’u dari Suku Bare'e To Tora’u, dan Datu Ndoimpapo (Datu Kandela) dari torato bongka mewakili Suku Bare'e To Rato dan Bongka, dan Talamoa mengadakan musyawarah adat di Rampakaka Fombo Lingkusumara (di atas desa Tojo) membahas raja yang akan yang dipilih di Tana Bare'e.

Setelah disetujui oleh Tinja Pata Sulapa, dipilihlah seorang sepupu raja bone yang mempunyai julukan Pilewiti (Bare'e,kaki terlipat) karena kedua telapak kakinya menghadap langit, dikisahkan dalam perjalanan dari Pombalowo Parigi sekitar tahun 1770 bersama pengawalnya 40 pasang laki-laki dan perempuan menuju Tanjung Pati-pati dengan menggunakan perahu sampan batang. Ringkas cerita di dalam perjalanan terjadi dialog dan tanya jawab antara Talamoa dengan Pilewiti yang menanyakan semua sungai yang dilewati dari Sausu sampai dengan Tanjung Pati-pati yang pada akhirnya Pilewiti menunjuk sungai Tojo sebagai tempat untuk didiami, karena menurut beliau tempat tersebut (Tojo) adalah tempat yang terbaik dari semua yang di lewatinya dari Sausu hingga Tanjung Pati-pati sehingga Tojo ditetapkan sebagai pusat kerajaan, Pilewiti adalah sepupu raja bone La Temmassonge To Appaweling La Mappasossong La Mallimongeng Sultan Abdul Razak, yang pada tahun 1770 menjadi raja atau Djena pertama di Kerajaan Tojo[3], maka berakhirlah sejarah dari Tinja Pata Sulapa yang telah berhasil menghantarkan Rakyat Bare'e dari ke-empat wilayah di Tana Bare'e untuk memilih seorang sepupu raja bone bertahta disana, yang mulia rajaku Pilewiti !!!!

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Tinja Pata Sulapa (2019), [1], Diakses 28 Februari 2020.
  2. ^ Pilewiti dan Talamoa (2015), [2], Diakses 28 Februari 2020.
  3. ^ History Kerajaan Tojo (2010), [3], Diakses 28 Februari 2020.