Fetisisme
Fetisisme [fé-ti-sis-mĕ] (fetishism - "fetish", pinjaman Portugis: feitiço melalui Perancis: fétiche daripada akar Latin: facticius, lit. 'buatan' atau facere, "membuat") adalah kepercayaan terhadap adanya kekuatan sakti dalam benda tertentu serta segala kegiatan yang mempergunakan benda-benda sedemikian dalam ilmu ghaib.[1]
Gambaran umum[sunting | sunting sumber]
Kelaziman dalam kalangan sesetengah masyarakat Afrika Barat ini mula dikenali luar oleh para penjelajah Portugis meneroka tanah-tanah baru, lalu pengetahuan ilmu ini disebarkan ke serata Eropah. Pemahaman mengenai konsep ini di sana mula menguat pada sekitar tahun 1757 di mana seorang penulis Perancis bernama Charles de Brosses mula membandingkan kepercayaan anutan rantau benua Afrika itu kepada pengamalan sihir oleh masyarakat Mesir Purba yang lebih diketahui para pembacanya.
Peluasan makna[sunting | sunting sumber]
Istilah ini kini juga lazim digunakan untuk menunjukkan dorongan seksual yang ditujukan kepada benda-benda milik jenis kelamin berlawanan, misalnya seorang lelaki yang tertarik kepada pakaian dalam, kasut, sarung kaki atau rambut perempuan.[1] Melalui benda non-seksual, benda mati atau bagian dari tubuh seseorang, orang-orang fetisisme mendapatkan kenikmatan atau kepuasan seksual.[2]
Lihat juga[sunting | sunting sumber]
Rujukan[sunting | sunting sumber]
- ^ a b Shaadily, Hassan. Ensiklopedia Indonesia Jilid 3. Jakarta: Ichtiar Baru dan Van Hoeve.
- ^ "Fantasi Seks Aneh si Fetisisme".