Sadamantra

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

PROFIL DESA SADAMANTRA[sunting | sunting sumber]

Sadamantra
Desa
Peta Indonesia.
Peta Indonesia.
Bendera Sadamantra
Mohor rasmi Sadamantra
Cogan kata: "Bhinneka Tunggal Ika"  (Bahasa Jawa Kuno)
"Bersatu dalam kepelbagaian"

Ideologi: Pancasila
Lagu: Indonesia Raya
Fail:Indonesiaraya.ogg
CountryIndonesia Indonesia
Wilayah/Provinsi
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat Jawa Barat
Kabupaten Kuningan
Kecamatan (Daerah)Jalaksana
DesaSadamantra
Pentadbiran
 • JenisRepublik
 • PresidenJoko Widodo
 • Naib PresidenMa'ruf Amin
Penduduk
 ()
 • Celik huruf
( lelaki perempuan)
 • Pecahan menurut jantina
% lelaki dan  % perempuan
Zon waktuGMT
 • Musim panas (DST)GMT
Poskod
45554

Sadamantra merupakan sebuah desa yang terletak dalam (daerah) kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Desa Sadamantra secara administrasi merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan  Jalaksana Kabupaten Kuningan, dengan batas – batas wilayahnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Maniskidul dan Sembawa, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jalaksana dan Babakanmulya, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sangaknerang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Padamenak atau Jalan Negara. Luas wilayah seluruhnya adalah 86,468 Ha, dan berada pada ketinggian 1000 mdpl dengan iklim tropis dan secara administratif terdiri dari 5 RW dan 11 RT yang dibagi menjadi 2 Dusun.

Terletak dibawah kaki gunung ciremai menjadikan suhu di Desa Sadamantra sangat sejuk, cocok untuk menghirup udara segar bagi yang bosan dengan hiruk-pikuk dunia perkotaan. Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Sadamantra adalah petani, beberapa pertanian yang menjadi ciri khas adalah ubi jalar dan tanaman padi.

     Potensi Desa Sadamantra sangat banyak, diantaranya adalah Bumi Perkemahan Raksabuana yang mulai dibenahi dan diberikan sentuhan agar bisa lebih memberikan layanan dan fasilitas yang prima. selain itu masyarakat desa yang ramah juga menjadikan siapapun yang datang ke Desa Sadamantra akan cepat merasa "betah" dan nyaman, ditunjang dengan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang masih terjaga hingga saat ini.

Desa Sadamantra secara administrasi merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan  Jalaksana Kabupaten Kuningan, dengan batas – batas wilayahnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Maniskidul dan Sembawa, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jalaksana dan Babakanmulya, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sangaknerang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Padamenak atau Jalan Negara. Luas wilayah seluruhnya adalah 86,468 Ha, dan berada pada ketinggian 1000 mdpl dengan iklim tropis dan secara administratif terdiri dari 5 RW dan 11 RT yang dibagi menjadi 2 Dusun.

Terletak dibawah kaki gunung ciremai menjadikan suhu di Desa Sadamantra sangat sejuk, cocok untuk menghirup udara segar bagi yang bosan dengan hiruk-pikuk dunia perkotaan. Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Sadamantra adalah petani, beberapa pertanian yang menjadi ciri khas adalah ubi jalar dan tanaman padi.

     Potensi Desa Sadamantra sangat banyak, diantaranya adalah Bumi Perkemahan Raksabuana yang mulai dibenahi dan diberikan sentuhan agar bisa lebih memberikan layanan dan fasilitas yang prima. selain itu masyarakat desa yang ramah juga menjadikan siapapun yang datang ke Desa Sadamantra akan cepat merasa "betah" dan nyaman, ditunjang dengan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang masih terjaga hingga saat ini.

SEJARAH ASAL USUL DESA SADAMANTRA[sunting | sunting sumber]

Diperkirakan sekitar tahun 1660 Masehi, ada utusan dari Keraton Cirebon semasa Pemerintahan Syech Sarif Hidayatulloh. Mengutus 3 (tiga) orang utusan untuk mengontrol wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon yang mencangkup wilayah Kabupaten Kuningan.

           Ketiga (3) orang utusan tersebut yaitu Syech Maolana Magribi, Syech Noor Jati dan Buyut Marga Tapa. Ketiga (3) orang utusan tersebut sampailah disuatu tempat yang sekarang dikenal Pamijen yang terletak di RT.002 Rw. 001 Dusun Wage. Pada saat itu di tempat tersebut sudah ada penghuni (masyarakat) meskipun belum banyak dan kepercayaan masyarakatnya masih menganut agama Hindu / Bunda.

           Ketiga (3) utusan tersebut dalam perjalanannya beristirahat di suatu tempat yang dikenal sekarang dengan nama Pamijen, untuk melepaskan rasa lelah dan beberapa hari bermukim di daerah tersebut sambil menyebarkan agama Islam.

           Diceritakan pada waktu itu pula ada seorang jawara sakti mandraguna yang memang sudah ada di daerah tersebut dengan beberapa orang muridnya.

           Dalam percakapan dengan Buyut Marga Tapa, jawara tersebut bertanya maksud dan tujuan kedatangan para utusan dari kesultanan Cirebon. Dalam percakapannya para utusan pun mengajak jawara tersebut untuk memeluk agama Islam, dan akhirnya atas izin Allah SWT, jawara tersebut memeluk agama islam. Setelah jawara tersebut masuk agama islam Buyut Marga Tapa menyarankan agar jawara tersebut membersihkan diri dengan membuang semua ilmu kesaktian dan kedigjayaannya akan tetapi jawara tersebut menolak untuk tidak membuang ilmunya dan kalupun bisa membuang semua ilmunya tapi dengan syarat adu kekuatan.

           Maka akhirnya atas izin dan kuasa Allah SWT Buyut Marga Tapa dapat melumpuhkan jawara tersebut serta membuang semua ilmu kesaktiannya. Maka tempat tersebut disebut PAMIJEN, yang artinya tempat pembuangan atau dibuangnya ilmu kesaktian sang jawara tersebut.

           Kepada para utusan tersebut Syech Syarif Hidayatulloh memerintahkan agar tempat tersebut di namai “ Sida “ yang artinya Matih dalam bahasa sunda dan “ Mantra “ artinya Jampe atau Do’a. jadi “Sidamantra” artinya Do’a yang istajabah (diqobul).

Karena lidah orang sunda dan kebiasaan penyebutan maka dari kalimat “ Sidamantra “ menjadi “ Sadamantra ” penamaan tempat tersebut yang sekarang menjadi Desa Sadamantra terjadi pada tanggal 4 Muharam / Syuro 1081 Hijriyah / 1660 Masehi.

           Sejak Tahun 1700 Masehi sampai dengan 1815 Masehi atau 115 Tahun pemerintahan di Desa Sadamantra dipegang oleh keturunan Bapak Buyut MARGATAPA. Dan dari Tahun 1816 sampai sekarang dipegang olek Kuwu-kuwu sebagai Kepala Pemerintahan Desa.

NAMA-NAMA KEPALA DESA SADAMANTRA[sunting | sunting sumber]

NAMA-NAMA KUWU (KEPALA DESA)

YANG PERNAH MENJABAT DI DESA SADAMANTRA

DARI TAHUN 1816 SAMPAI SEKARANG

  1. KUWU ARINGIN

Memerintah Desa dari tahun 1816s/d 1864

2. KUWU RAKSA PERKASA

Memerintah Desa dari tahun 1865 s/d 1901

3. KUWU ASTAWIJAYA

Memerintah Desa dari tahun 1902 s/d 1907

4. KUWU MUHAMMAD ILYAS

Memerintah Desa dari tahun 1908 s/d 1936

5. KUWU ASTRA ATMAJA

Memerintah Desa dari tahun 1937 s/d 1950

6.KUWU IBRAHIM DANAWASITA

Memerintah Desa dari tahun 1951 s/d 1968

7. KUWU ABDUL YATIN

Memerintah Desa dari tahun 1969 s/d 1979

8. KUWU IDRIS HIDAYAT

Memerintah Desa dari tahun 1980 s/d 1986

9. KUWU SAMSUDIN SYARNA

Memerintah Desa dari tahun 1987 s/d 2003

10. KUWU Drs. RASMAD, M.Si

Memerintah Desa dari tahun 2004 s/d Sekarang

SITUS-SITUS SEJARAH[sunting | sunting sumber]

Saat ini Pemerintah Desa beserta seluruh elemen masyarakat sedang bekerja sama mengembangkan budi daya buah markisa, yang mana nantinya akan menjadi olahan minuman segar dan produk lainnya khas Desa Sadamantra. Selain itu terdapat pula beberapa situs petilasan yang tersebar di Desa Sadamantra yang sekarang sedang digali dan dipelajari oleh Pemerintah Desa dan Stakeholder terkait. Diantara nama-nama situs tersebut antara lain ;

  1. Situs Batu Jangkung
  2. Situs Jati Kersa
  3. Situs Buyut Raksa Banyu
  4. Situs Buyut Raksa Bayu
  5. Situs Panca Rasa
  6. Situs Raksa Kuning/Geni
  7. Situs Raksa Benda

Selain Situs tersebut masih banyak situs lainnya yang belum tergali dan sampai saat ini Pemerintah Desa sedang mempelajarai lebih lanjut bersama stakeholder terkait.

Poskod[sunting | sunting sumber]

Poskod yang digunakan di Sadamantra adalah 45554. Terdapat buah desa di dalam daerah kecamatan Jalaksana.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Pautan luar[sunting | sunting sumber]