Sindang, Lebakwangi

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Sindang
Desa
Peta Indonesia.
Peta Indonesia.
Bendera Sindang
Mohor rasmi Sindang
Cogan kata: "Bhinneka Tunggal Ika"  (Bahasa Jawa Kuno)
"Berbeda-berbeda Tetapi Tetap Satu"

Ideologi: Pancasila
Lagu: Indonesia Raya
Fail:Indonesiaraya.ogg
NegaraIndonesia Indonesia
Wilayah/Provinsi
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat Jawa Barat
Kabupaten Kuningan
Kecamatan (Daerah)Lebakwangi
DesaSindang
Pentadbiran
 • JenisRepublik
 • PresidenJoko Widodo
 • Wakil PresidenMa'ruf Amin
 • Kepala DesaNursamsi
Penduduk
 ()
 • Menurut Jenis Kelamin
( lelaki perempuan)
 • Jumlah Penduduk
1.993 lelaki dan 1.799 perempuan
Zon waktuGMT
 • Musim panas (DST)GMT
Poskod
45574

Sindang merupakan sebuah desa yang terletak dalam (daerah) kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Desa yang berjarak kurang lebih 13 km dari pusat pemerintah Kabupaten Kuningan, Desa Sindang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Lebakwangi dengan batas wilayah di sebelah barat berbatasan dengan desa Pasayangan, Sebelah utara berbatasan dengan desa Pajawan Lor (kaler), kemudian di sebelah timur berbatasan dengan desa bendungan, dan di sebelah selatan dengan desa langseb.

Poskod[sunting | sunting sumber]

Poskod yang digunakan di Sindang adalah 45574. Terdapat buah desa di dalam daerah kecamatan Lebakwangi.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah awal desa sindang memiliki beragam versi baik dari cerita turun temurun ataupun dari sumber lain. Berikut merupakan salah satu versi sejarah desa Sindang :

Pada abad ke-17, ada seorang pangeran yang tangkas dan pemberani. Ia adalah pangeran Indang Kerta yang berasal dari Cirebon.

Pangeran tersebut sedang berkelana untuk mendatangi sebuah tempat yang baru dengan bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.

Setelah cukup lama berkelana, akhirnya ia singgah di suatu desa untuk beristirahat sekaligus melaksanakan niat dan tujuannya dalam menyebarkan agama Islam. Nama desa tersebut adalah desa Sindang.

Alkisah, dahulu kala di Desa Sindang tersebut hampir seluruh penduduknya mengatakan bahwa mereka sering didatangi perampok-perampok yang sangat kejam dan bengis. Perampok tersebut mengambil harta benda dan hewan ternak mereka secara paksa. Selain itu, hewan ternak yang berhasil diambil langsung disembelih di tempat saat itu juga dan kemudian sisa-sisa tulang belulangnya di buang di sungai kecil sehingga menimbulkan bau yang sangat menyengat. Sungai itu adalah CIBUGANG GEUREUM, begitu warga menyebutnya.

Kemudian setelah mengetahui hal tersebut, pangeran Indang Kerta langsung mencari markas perampok tersebut dan setelah ia menemukannya ia pun langsung menyerang dan berhasil mengalahkan semua perampok dengan ilmu tinggi yang ia miliki.

Setelah berhasil mengalahkan perampok tersebut, ia langsung menyampaikan semuanya kepada semua warga. Dan mereka pun merasa senang dan aman bisa terbebas dari para perampok kejam dan bengis itu. Kemudian warga pun banyak yang berterima kasih kepada pangeran Indang Kerta. Serta banyak pula warga yang memeluk agama Islam sebagai tanda terima kasihnya.

Kemudian untuk sebuah penghormatan kepada pangeran Indang Kerta, penduduk desa sepakat menamakan desanya dengan nama SINDANG yang berarti mampir atau datangnya pangeran Indang Kerta ke desa itu.

Namun, tak sedikit orang yang menyebut desa itu dengan sebutan Sindang Sinor karena terlalu banyaknya nama desa yang sama. Namun sebenarnya, Sinor adalah sebutan bagi kampung yang ada di desa Sindang. Jadi, nama desanya tetap desa Sindang.

Desa Sindang terletak di blok Buah Mengganggu yang sekarang letaknya berada di sebelah timur kampung Pajawan Lor kec.Ciawigebang.

Pemerintahan desa Sindang berada di sebelah selatan dan termasuk tempat yang strategis karena letaknya di tengah-tengah desa yang sebelumnya berada di sebelah timur makam.

Pangeran Indang Kerta tinggal di desa Sindang sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di pemakaman umum desa Sindang, pemakaman keramat namanya.

Dahulu di desa Sindang ada ritual untuk memberikan kemakmuran, kesejahteraan serta keselamatan bagi semua warganya.

Yaitu METIK PUPUHUN, yang diadakan sebelum panen dan dilaksanakan di balai desa Sindang. Ada pula ritual NGUJUBAN, yang dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan datang.

Sedangkan untuk hiburannya pada zaman dulu ada NAYUBAN, yang diadakan pada saat panen tiba. Biasanya berisi pesta wayang golek dan tarian-tarian tradisional lainnya.


Pautan luar[sunting | sunting sumber]