Makassar
Sulawesi ![]() | |
---|---|
![]() | |
![]() | |
Cogan kata: Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai | |
Hari jadi | 9 November 1607 |
Walikota | Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin (2004-2012) |
Wilayah | 175.77 km² |
Kecamatan | 14 |
Penduduk -Kepadatan |
1,338,663 (bancian 2010) 6.431,04/km² |
Suku bangsa | Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Tionghoa |
Bahasa | Indonesia, Makassar |
Agama | Islam, Kristian, Agama Buddha |
Kod telefon | 0411 |
Makassar (dikenali sebagai Ujung Pandang dari tahun 1971 hingga 1999) adalah ibu negeri wilayah Sulawesi Selatan dan juga bandar terbesar Pulau Sulawesi.
Makassar bersempadan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Pangkajene dan Kepulauan di sebelah utara, daerah Maros di sebelah timur dan daerah Gowa disebelah selatan.
Keluasan Makassar ialah 175.77 km persegi dan mempunyai penduduk seramai 1.4 juta.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Kebijaksanaan Raja-Raja Makassar menjadikan Makassar pusat perdagangan terpenting di Indonesia timur pada abad ke-16. Polisi perdagangan bebas diaplikasikan di Makassar dan cubaan Belanda memonopoli perdagangan di pelabuhan itu ditolak oleh Pemerintah Makassar. Malahan, toleransi antara agama, dengan membenarkan penganut agama lain berdagang di Makassar, menyumbang kepada perdagangan di Makassar.
Walau bagaimanapun, kepentingan Makassar menurun disebabkan tersebarnya pengaruh Belanda di rantau itu, sekaligus membantu Belanda memonopoli perdagangan rempah ratus di rantau itu. Pada tahun 1667, Belanda, sekutu dengan Pangeran Arung Palakka , seorang putera Bugis, menawan Makassar[1], [2] dan sekaligus menghapuskan taraf perdagangan bebas di pelabuhan itu.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Makassar dibahagi kepada 14 bahagian:
- Biringkanaya
- Bontoala
- Makassar
- Mamajang
- Manggala
- Mariso
- Panakkukang
- Rappocini
- Tallo
- Tamalate
- Tamalanrea
- Ujung Pandang
- Ujung Tanah
- Wajo