Sultan Alauddin Riayat Shah ibni Sultan Abdul Ghafur Muhiuddin Shah
Alauddin Riayat Shah | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sultan Pahang dan Yang di-Pertuan Besar Negeri Pahang ke X III [13] | |||||||||||||||||
Fail:- | |||||||||||||||||
Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Negeri Pahang ke 13 | |||||||||||||||||
Pemerintahan | 1614 –1615 | ||||||||||||||||
Kemahkotaan | - | ||||||||||||||||
Pemasyhuran | - | ||||||||||||||||
Didahului oleh | Sultan Abdul Ghafur Muhiuddin Shah | ||||||||||||||||
Diikuti oleh | Sultan Abdul Jalil Shah III | ||||||||||||||||
Pemangku raja | - | ||||||||||||||||
Keputeraan | - - - | ||||||||||||||||
Kemangkatan | - - | ||||||||||||||||
Pemakaman | - - | ||||||||||||||||
Pasangan | - | ||||||||||||||||
Isteri |
| ||||||||||||||||
Anakanda | - | ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
Kerabat | Kesultanan Melaka | ||||||||||||||||
Kerabat | - | ||||||||||||||||
Wangsa | - | ||||||||||||||||
Ayahanda | Sultan Abdul Ghafur Muhiuddin Shah | ||||||||||||||||
Bonda | - | ||||||||||||||||
Agama | Islam | ||||||||||||||||
Pekerjaan | - | ||||||||||||||||
Tandatangan | Tandatangan Alauddin Riayat Shah |
Sultan Alauddin Riayat Shah ibni Almarhum Sultan Abdul Ghafur Muhiuddin Shah ialah Sultan Pahang ke-13 yang memerintah dari 1614 hingga 1615.
Baginda merampas takhta selepas membunuh bapanya, Abdul Ghafur Muhiuddin Shah dan abangnya, Raja Muda Abdullah.
Nama baginda dikenal pasti berdasarkan penemuan perjanjian dengan mohor yang dilampirkan dalam Arkib Kebangsaan Portugis di Lisbon.[1] Ada catatan bahawa baginda memasuki hubungan perjanjian dengan Portugis Melaka pada 16 Ogos 1614.
Sehingga itu, namanya tidak diketahui oleh sejarawan. Meterai itu kini merupakan meterai yang paling awal diketahui dari Semenanjung Melayu.[2]
Pada tahun 1615, Kesultanan Aceh di bawah Sultan Iskandar Muda menyerbu Pahang, memaksa Alauddin Riayat Shah untuk berundur ke pedalaman.
Namun dia terus menjalankan beberapa kuasa pemerintah dan menghadapi beberapa serangan yang lebih besar oleh orang Aceh pada tahun 1617,1635 dan 1638 dan dari Johor pada tahun 1638.
Pemerintahannya di pengasingan dianggap secara resmi berakhir setelah pemasangan saudara jauh, Raja Bujang ke takhta Pahang pada tahun 1615.
Raja Bujang yang memerintah sebagai Abdul Jalil Shah akhirnya digulingkan dalam pencerobohan Aceh pada tahun 1617, tetapi dikembalikan kepada tahta Pahang dan juga dipasang sebagai Sultan Johor baru setelah kematian pamannya, Abdullah Ma'ayat Shah pada tahun 1623. Acara ini membawa kepada kesatuan mahkota Pahang dan Johor, dan penubuhan rasmi Empayar Johor.[3]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Buyers 2009, Pahang - Genealogy of Melaka dynasty
- ^ Buyers 2009, Pahang - Genealogy of Melaka dynasty
- ^ Buyers 2009, Pahang - Genealogy of Melaka dynasty