Kapas hantu

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
(Dilencongkan dari Pokok Kapas Hantu)

Kapas hantu
Pengelasan saintifik
Alam:
(tanpa pangkat):
(tanpa pangkat):
(tanpa pangkat):
Order:
Keluarga:
Genus:
Spesies:
A. augustum
Nama binomial
Abroma augustum
Sinonim[6]
  • Theobroma augustum L.[1] (basionym)
  • Ambroma augustum (L.) L.f.[2]
  • Abroma fastuosa Jacq.[3] (nom.illeg.)
  • Abroma fastuosa R.Br.[4]
  • Abroma javanica Miq.[5]
  • Abroma alata Blanco
  • Abroma angulata Lam.
  • Abroma angulosa Poir.
  • Abroma mariae Mart.
  • Abroma mollis DC.

Kapas Hantu merupakan sejenis pokok dalam keluarga Sterculiaceae. Nama saintifiknya adalah Abroma augustum Linn.[7][8][9][10]

Nama-nama setempat rantau Nusantara yang wujud di antaranya:[10][9]

  • ki kecangkir,[5] ki cacangkir, kaworo, ki tèspong (Sd.);
  • kapasan, lawé, sentolo, waron (Jw.);
  • barèh-barèh (Mink.);
  • rĕbong pĕngayoh (Lamp.);
  • amè-amè (Ternate); jaba oto (Halmahera); runa (Buru).

Pengenalan[sunting | sunting sumber]

Malai payung tambahan
Buah kotak yang memecah
Pelat botani menurut Jacquin

Pokok semak yang tegak atau kecil, tingginya hingga 10 m;[11] akan tetapi umumnya 2–3 m.[10] Batang dan ranting dilitupii kayu berbulu yang tajam, rapuh, dan menggatalkan kulit; kadang-kadang pula dengan rambut kelenjar.[11] Daun-daun tunggal, berseling, bertangkai panjang, pangkalnya berbentuk jantung dan hujungnya meruncing; dengan bentuk dasar yang sangat berubah-ubah: dekat pangkal ranting bentuk bundar (-bundar telur hingga bentuk jantung) berlekuk 3-5, lk. 20–37 cm garis tengahnya, dan yang dekat hujung ranting bundar telur memanjang dengan tepi bergigi halus.[10]

Bunga-bunga berkumpul dalam malai payung tambahan (cyme) di hujung ranting atau berhadapan dengan daun, berisi 1-4 kuntum, tangkai payung lk. 1–3 cm, daun pelindung (braktea) 6–8 mm. Bunga terletak menggantung, berdiameter 3–5 cm, berkelamin ganda, berbilangan-5, tangkainya sepanjang 1–3,5 cm. Kelopak bunga bertaju-5 berbagi dalam, menyegitiga, 15–20 mm × 6 mm, kehijauan. Daun mahkota 5 helai, bentuk sendok, 2–3,5 cm × 1 cm; ungu tua, merah atau kuning dengan pangkal cekung dan putih; lemas menggantung.[11] Tabung benang sari bentuk periuk, kepala sari 15, tiap kali berseling antara 3 kepala sari dan 1 staminodium.[10]

Buah kotak bentuk loceng atau kerucut terbalik, bersayap 5, berparuh atau tidak, di hujungnya membuka pecah menurut ruang, di sisinya membelah menurut sekat,[10] ukuran lk. 4–5 cm × 3–4 cm.[11] Biji silindris atau bulat telur sungsang, 3–4 mm × 2 mm, tanpa sayap atau aril, hitam.[11]

Agihan dan ekologi[sunting | sunting sumber]

Kapas hantu menyebar secara alami mulai dari India, Asia Tenggara, ke timur hingga Tiongkok selatan dan Kepulauan Solomon, dan ke selatan hingga Australia utara.[11] Di Asia Tenggara, tumbuhan ini tercatat dari Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.[12] Dibudidayakan di India, Asia Tenggara, dan Afrika (Kongo dan Uganda) terutama untuk seratnya.[11]

Perdu ini umum didapati di sepanjang tepi air, di dalam rimba semak, atau di wilayah terbuka; pada ketinggian 5-1.100 m dpl.[10] Juga umum ditemukan di hutan-hutan sekunder, lahan-lahan yang telantar, pinggir kampung, serta tepi-tepi jalan dan jalan kereta api. Wilayah sebaran alami kapas hantu memiliki suhu harian lk. 27–30 °C pada bulan-bulan yang terpanas, rata-rata curah hujan sekurangnya 1500 mm pertahun, dan lengas relatif yang tinggi.[11]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Dari pepagan bagian dalam dihasilkan serat, yang cukup halus untuk dipintal menjadi tali (benang) pancing, jaring ikan, jaring tidur (hammock), tambang, dan bahkan pakaian.[11] Mutu gentian erat ini bahkan dikatakan sehebat yut.[13] Di Lampung, serat-serat yang sangat halus dicat dan disusun sebagai cemara (rambut palsu).[9] Untuk mendapatkan serat-serat ini, menurut Rumphius orang-orang Bali memotong batang dan ranting-ranting yang tebal, dan lalu merendamnya dalam lumpur selama 2 atau 3 hari hingga membusuk. Setelah pepagan luarnya yang kasar dikerok, bagian dalamnya yang putih dan halus dicerai-beraikan untuk memperoleh serat yang baik untuk dijadikan benang atau tali. Rumphius menamai tumbuhan ini sebagai "capas antu" (Lat.: Gossypium daemonis, atau Bld.: Duivels cattoen).[8]

Dari akar, batang, daun dan lain-lain bagian tumbuhan dihasilkan bahan obat. Kapas hantu digunakan secara tradisional di India dan Bangladesh untuk mengatasi gangguan pada haid, sebagai ubat afrodisiak dan anti-kesuburan, menyembuhkan sakit kencing nanah (gonore) dan kencing manis (diabetes), serta menyembuhkan penyakit kulit.[11][14][15] Di zaman Rumphius, akarnya dipergunakan sebagai obat kudis.[8]

Kapas hantu adakalanya ditanam sebagai perdu hiasan.[12]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Linné, Carl von. 1767. Caroli Linnaei...Systema naturae per regna tria naturae :secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Editio decima tertia, ad editionem duodecimam reformatam Holmiensem. t.3: 233. Vindobonae :Typis Ioannis Thomae, 1767-1770.
  2. ^ Linné, Carl von. 1782. Supplementum plantarum Systematis vegetabilium editionis decimae tertiae, Generum plantarum editionis sextae, et Specierum plantarum editionis secunda. p.341. Brunsvigae [Braunschweig] :Impensis Orphanotrophei, 1781.
  3. ^ Jacquin, NJ. 1776. Hortus botanicus Vindobonensis [...] Vol. III: 3, Tab.1. Vindobonae : typis Josephi Michaelis Gerold, aulae imperialis typographi, 1776-1777.
  4. ^ Aiton, WT. 1812. Hortus Kewensis [...] The second edition [...] Vol. IV: 409. London : Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown, Paternoster Row (printed by Richard Taylor and Co. Shoe-Lane, London) 1812
  5. ^ a b Miquel, FAW. 1859. Flora van Nederlandsch Indië. Vol. 1(2): 183. Amsterdam :C.G. van der Post; [etc.] 1855-60.
  6. ^ The Plant List: Abroma augusta (L.) L.f.
  7. ^ TUMBUHAN UBATAN
  8. ^ a b c Rumpf, G.E. 1743. Herbarium Amboinense: plurimas conplectens arbores, frutices, ... Pars IV: 38; Tab 14. Amstelaedami:apud Franciscum Changuion, Hermannum Uttwerf. MDCCXLIII.
  9. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 3: 1347. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. (versi berbahasa Belanda -1917- III: 232-3, sebagai Abroma augusta L., A. fastuosa R.Br. dan A. mollis DC.).
  10. ^ a b c d e f g Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia: 301. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
  11. ^ a b c d e f g h i j Wabuyele, E., 2011. "Abroma augusta (L.) L.f." [Internet] Record from PROTA4U. M. Brink & E.G. Achigan-Dako (Editors). PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Ressources végétales de l’Afrique tropicale), Wageningen, Netherlands. <http://www.prota4u.org/search.asp Diarkibkan 2013-11-08 di Wayback Machine>. Accessed 20 November 2015.
  12. ^ a b Useful Tropical Plants: Abroma augustum(L.) L.f.
  13. ^ Hanelt, P. 2001. Mansfeld's Encyclopedia of Agricultural and Horticultural Crops: (Except ... p.1578. Berlin: Springer Science & Business Media.
  14. ^ Medicinal Plants of Bangladesh: Abroma augusta L. Diarkibkan 2016-05-15 di Wayback Machine (kandungan kimiawi).
  15. ^ Quattrocchi, U. 2012. CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous Plants: Common Names ... p.6. Boca Raton: CRC Press.

Pautan luar[sunting | sunting sumber]