Walisongo: Perbezaan antara semakan

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Kandungan dihapus Kandungan ditambah
TottyBot (bincang | sumb.)
k bot menambah: en:Wali Songo, id:Walisongo
Abangmanuk (bincang | sumb.)
Tiada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
[[Imej:Walisongoo.jpg|thumb|300px|''Imej yang penuh. Sila klik pada imej ini untuk melihat versi besar''.]]
[[Imej:Walisongoo.jpg|thumb|300px|''Imej yang penuh. Sila klik pada imej ini untuk melihat versi besar''.]]


'''Walisongo''' atau '''Walisanga''' dikenal sebagai penyebar agama [[Islam]] di tanah[[Jawa]] pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di [[Jawa Timur]], Demak-Kudus-Muria di [[Jawa Tengah]], dan Cirebon di [[Jawa Barat.]] "'''Walisongo'''" bererti sembilan orang wali.
"'''Walisongo'''" bererti sembilan orang wali. Mereka adalah [[Maulana Malik Ibrahim]], [[Sunan Ampel]], [[Sunan Giri]], [[Sunan Bonang]], [[Sunan Dradjad]], [[Sunan Kalijaga]], [[Sunan Kudus]], [[Sunan Muria]], serta [[Sunan Gunung Jati]]. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru dan santri.

Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak daripada Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak daripada Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak daripada Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Era Walisongo merakhiri dominasi [[Hindu]]-[[Buddha]] dalam budaya Nusantara dandigantikan dengan kebudayaan [[Islam]]. Walisongo adalah simbol penyebaran [[Islam]] di [[Indonesia]], khususnya di [[Jawa]]. Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan Kerajaan [[Islam]] di [[Jawa]], juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat Walisongo ini lebih banyak disebut berbanding dengan [[ulama]] yang lain.
Mereka tinggal di pantai utara [[Jawa]] dari awal [[abad]] 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni [[Surabaya]]-[[Gresik]]-[[Lamongan]] di [[Jawa Timur]], [[Demak]]-[[Kudus]]-[[Muria]] di [[Jawa Tengah]], serta [[Cirebon]] di [[Jawa Barat]]. Mereka adalah para [[intelektual]] yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru, mulai dari kesihatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

==Nama-nama Walisongo==

Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peranan unik dalam penyebaran Islam. Nama Walisongo adalah

* '''[[Maulana Malik Ibrahim|Sunan Gresik]]''' atau [[Maulana Malik Ibrahim]] adalah yang tertua di anatra Walisongo.
* '''[[Sunan Ampel]]''' atau [[Raden Rahmat]] pula adalah anak daripada [[Maulana Malik Ibrahim]].
* '''[[Sunan Bonang]]''' atau Raden Makhdum Ibrahim adalah anak daripada [[Sunan Ampel]].
* '''[[Sunan Drajat]]''' atau Raden Qasim adalah anak daripada [[Sunan Ampel]].
* '''[[Sunan Kalijaga]]''' atau Raden Said merupakan sahabat dan murid [[Sunan Bonang]].
* '''[[Sunan Kudus]]''' atau Jaffar Shadiq adalah anak murid [[Sunan Kalijaga]].
* '''[[Sunan Giri]]''' atau Raden Paku atau Ainul Yaqin adalah anak saudara [[Maulana Malik Ibrahim]] dan sepupu [[Sunan Ampel]] .
* '''[[Sunan Muria]]''' atau Raden Umar Said adalah anak [[Sunan Kalijaga]].
* '''[[Sunan Gunung Jati]]''' atau [[Syarif Hidayatullah]] adalah sahabat para Sunan lain, kecuali [[Maulana Malik Ibrahim]] dahulu meninggal dahulu.

Mereka adalah para [[intelektual]] yang menjadi pencetus perubahan masyarakat. Mereka memperkenalkan berbagai bentuk peradaban baru, mulai dari kesihatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

==Pengajian==

[[Pesantren]] Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari [[Giri]], peradaban [[Islam]] berkembang ke seluruh wilayah timur [[Nusantara]]. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati handai taulan.
[[Pesantren]] Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari [[Giri]], peradaban [[Islam]] berkembang ke seluruh wilayah timur [[Nusantara]]. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati handai taulan.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi [[Hindu]]-[[Budha]] dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbul penyebaran Islam di [[Indonesia]], khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan [[Kerajaan]] Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta [[dakwah]] secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding dengan alim [[ulama]] yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu [[Majapahit]]; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat difahami masyarakat Jawa, yakni nuansa Hindu dan Budha.
Mulai dari [[Maulana Malik Ibrahim]] yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu [[Majapahit]]; [[Sunan Giri]] yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga [[Sunan Kalijaga]] yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat difahami masyarakat Jawa, yakni nuansa [[Hindu]] dan [[Buddha]].

==Rujukan==

Ada beberapa sumber tertulis tentang Walisongo, antaranya [[Serat Walisanga]] karya [[Ranggawarsita]] pada [[abad ke-19]], Kitab Walisongo karya [[Sunan Giri II]] atau Sunan Dalem (anak [[Sunan Giri]]), dan juga diceritakan dalam ''[[Babad Tanah Jawi]]''.




[[en:Wali Songo]]
[[en:Wali Songo]]

Semakan pada 09:22, 16 Mac 2007

Fail:Walisongoo1.jpg
Sebahagian daripada imej penyebar Islam yang terkenal di Indonesia, Walisongo.
Fail:Walisongoo.jpg
Imej yang penuh. Sila klik pada imej ini untuk melihat versi besar.

Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanahJawa pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. "Walisongo" bererti sembilan orang wali.

Era Walisongo merakhiri dominasi Hindu-Buddha dalam budaya Nusantara dandigantikan dengan kebudayaan Islam. Walisongo adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat Walisongo ini lebih banyak disebut berbanding dengan ulama yang lain.

Nama-nama Walisongo

Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peranan unik dalam penyebaran Islam. Nama Walisongo adalah

Mereka adalah para intelektual yang menjadi pencetus perubahan masyarakat. Mereka memperkenalkan berbagai bentuk peradaban baru, mulai dari kesihatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Pengajian

Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati handai taulan.

Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat difahami masyarakat Jawa, yakni nuansa Hindu dan Buddha.

Rujukan

Ada beberapa sumber tertulis tentang Walisongo, antaranya Serat Walisanga karya Ranggawarsita pada abad ke-19, Kitab Walisongo karya Sunan Giri II atau Sunan Dalem (anak Sunan Giri), dan juga diceritakan dalam Babad Tanah Jawi.