Gunung Kelam
Gunung Kelam | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 1.002 meter (3.287 kaki) |
Geografi | |
Lokasi | Sintang Kalimantan Barat, Indonesia |
Gunung Kelam adalah gunung monolit[1] yang terletak di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat,[2] bahagian Indonesia pulau Borneo. Gunung Kelam membentang dari barat ke timur dengan ketinggian 1,002 meter dari paras laut.[1]
Masyarakat di Kalimantan menyebut Gunung Kelam sebagai Bukit Kelam karena secara umum masyarakat setempat menyebut gunung sebagai "bukit raya". Untuk pendakian mencapai puncak dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun.
Saat ini kawasan Bukit Kelam sudah direnovasi dan kawasan ini telah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Gunung ini terletak 20 km dari kota Sintang, Kecamatan Kelam Permai dan sekitar 395 km dari ibu kota Pontianak. Ia berada di antara dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas.[3]
Puncak gunung bisa dicapai menggunakan sebuah tangga dengan ketinggian ± 90 meter yang terletak di sebelah barat.[4]
Flora dan fauna
[sunting | sunting sumber]Gunung ini merupakan salah satu habitat yang dikenali sebagai lokasi penting di dunia untuk tanaman Nepenthes (nama setempat: "kantong semar", "periuk kera") dengan 14 spesies berbeza yang diperhatikan wujud di kaki gunung, termasuk spesies Nepenthes clipeata yang dianggap spesies paling terancam pupus. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di sisi tebing granit vertikal pada ketinggian antara 500 dan 800 meter. Sebahagian besar tanaman kantong semar tumbuh di sudut-sudut jelas dari gunung yang sulit dicapai.[5]
Selain kantong semar di Gunung Kelam juga terdapat "anggrek hitam". Fauna disini dilaporkan masih terdapat beruang madu, trenggiling. Burung walit (atau "walet" sepertimana dieja penduddk setempat) juga terdapat pada gua-gua di kawasan gunung Kelam[6].
Hubungan dengan manusia
[sunting | sunting sumber]Cerita legenda
[sunting | sunting sumber]Proses terbentuknya Bukit Kelam juga kerap disandingkan dengan cerita rakyat kerana pemerhatian gunung ini yang dianggap aneh seolah-olah teronggok begitu saja di sebidang tanah lapang. Konon, Bukit Kelam merupakan sebongkah batu yang dipikul oleh seorang sakti bernama Bujang Beji dari daerah Kapuas Hulu untuk membendung Sungai Melawi. Ini dilakukannya karena rasa iri hatinya yang mendalam pada seorang sakti lain bernama Temenggung Marubai. Temenggung Marubai menguasai Sungai Melawi, sedangkan Bujang Beji menguasai Sungai Kapuas.
Keduanya suka menangkap ikan, tetapi tangkapan Temenggung Marubai selalu banyak karena ia selalu membiarkan ikan yang masih kecil hidup lalu menangkapnya saat sudah besar. Rasa iri Bujang Beji terhadap tangkapan ikan Temenggung Marubai mendorongnya menangkap semua ikan di Sungai Kapuas tanpa memilih mana ikan kecil mana ikan besar. Akibatnya, ikan-ikan di daerah itu semakin sedikit. Karena itu, ia berniat menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar pada hulu Sungai Melawi.
Akan tetapi, para dewi di kayangan menertawainya sehingga Bujang Beji marah dan tali pengikat batunya yang terbuat dari rumput putus. Batu tersebut lalu jatuh di sebuah lembah bernama Jetak. Bujang Beji berusaha mengangkat kembali batu tersebut, namun batu tersebut sudah melekat dan tidak bisa diangkat lagi. Selain dikaitkan dengan legenda tersebut, keberadaan Bukit Kelam juga dikabarkan sebagai jatuhan dari sebuah meteor besar pada jutaan tahun silam.
Pendakian moden
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1894, seorang ahli botani Jerman bernama Johannes Gottfried Hallier menjadi orang Eropah kedua yang mendaki Gunung Kemal setelah Dr Gürtler[7].
Bukit Kelam ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam dan juga untuk lokasi terbang layang dan panjat tebing karena terletak pada ketinggian 50 – 900 meter dari permukaan laut.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Salah satu sudut Gunung Kelam
-
Foto satelit Gunung Kelam oleh Google Earth, Tampak antara selatan dan sisi utara tidak sama
-
Pemandangan dilihat dari jalan Sintang menuju Gunung Kelam
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Tentang Gunung Kelam". 9 March 2014.
- ^ Clarke, C.M. 1997. Nepenthes of Borneo. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu.
- ^ "Sensasi Mendaki Bukit Kelam". 9 March 2014.
- ^ "Bukit Kelam". 9 March 2014.
- ^ "Mount Kelam". 9 March 2014.
- ^ "Bukit Kelam, Ayer Rock-Nya Indonesia". 9 March 2014. Diarkibkan daripada yang asal pada 2014-03-09. Dicapai pada 2020-10-28.
- ^ McPherson, S.R. 2009. Pitcher Plants of the Old World. 2 volumes. Redfern Natural History Productions, Poole.