Kuil Suci

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Kuil Suci atau Bait Allah (Bahasa Ibrani: בית המקדש, Bet HaMikdash ; "The Holy House") ialah sebutan untuk pusat peribadahan Yahudi di Jerusalem kuno, di Bukit Bait Suci. Bangunan ini digunakan untuk beribadah dan mempunyai fungsi utama untuk mempersembahkan korban korbanot. Selama beberapa abad tempat ini menjadi pusat ibadah agama Yahudi.

Menurut Kitab Suci Ibrani (Perjanjian Lama), Bait Suci ini dibangun oleh Salomo (Nabi Sulaiman) pada abad ke-10 SM untuk menggantikan Khemah Suci yang dibangun oleh Nabi Musa.

Gambar Bait Allah Kedua yang dibangunkan Herodes

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Istilah Alkitab yang digunakan untuk Bait Suci adalah Beit Adonai atau Rumah Allah. Kerana orang Yahudi dilarang menyebutkan nama yang kudus, dalam bahasa Ibrani, tempat ini disebut Beit HaMikdash atau Rumah Suci. Tempat ini adalah peribadahan satu-satunya di Jerusalem yang disebut dengan nama Rumah Suci.

Bait Suci Pertama dan Kedua[sunting | sunting sumber]

Ada dua Bait Suci yang berdiri berturut-turut di Bukit Bait Suci di Jerusalem:

  • Bait Suci Solomon/ Sulaiman yang dibangun sekitar abad ke-10 SM untuk menggantikan Khemah Suci. Bangunan ini dihancurkan oleh bangsa Babel di bawah Nebukadnezar pada tahun 586 SM.
  • Bait Suci Kedua dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM (selesai pada 12 Mac 515 SM).
  • Bait Suci Herodes adalah perluasan dari Bait Suci Kedua termasuk renovasi atas seluruh Bukit Bait Suci. (Bangunan ini tidak disebut "Bait Suci Ketiga".) Herodes Agung memulai proyek perluasannya sekitar tahun 19 SM. Bangunan ini dihancurkan oleh pasukan-pasukan Romawi di bawah Kaisar Titus pada tahun 70 M. Namun sebagian sejarahwan menduga bahwa orang-orang Yahudi sendiri telah membakar Bait Suci Kedua agar tidak dicemari.

Membangun kembali Bait Allah Ketiga[sunting | sunting sumber]

Masalah sekitar status Bait Allah yang ketiga diliputi oleh misteri, ketidakpastian, kontroversi, dan perdebatan, namun semuanya berakar pada teks-teks Kitab Suci Ibrani, mahupun dalam keilmuan dan doa-doa Yahudi tradisional.

Kaisar Rom Yulianus (331-363) pernah merencanakan, namun kemudian dibatalkan, untuk mengizinkan orang-orang Yahudi membangun kembali "Bait Suci Ketiga", sebagai bagian dari programnya di seluruh kekaisaran untuk memulihkan/menghidupkan kembali agama-agama setempat. Ada alasan untuk menduga bahawa Yulianus ingin membangun kembali "Bait Suci Ketiga" untuk tujuannya sendiri yaitu mengangkat dirinya menjadi dewa, dan bukan untuk peribadahan menyembah Allah orang Yahudi. Rabai Hilkiyah, salah seorang rabai terkemuka pada masa itu, menolak uang Yulianus, dengan mengatakan bahwa orang bukan Yahudi tidak boleh ikut serta di dalam pembangunan kembali bait suci.

Pandangan Yahudi[sunting | sunting sumber]

Sejak dihancurkannya Bait Suci ini pada tahun 70 M., orang Yahudi terus berdoa agar Allah mengizinkan mereka membangunnya kembali. Doa ini adalah bagian resmi dari doa-doa Yahudi tiga kali sehari.

Namun tidak semua rabai setuju tentang apa yang akan terjadi terhadap Bait Suci yang dibangun kembali itu. Secara tradisional dianggap bahwa lembaga kurban binatang akan dihidupkan kembali, sesuai dengan aturan-aturan dalam Kitab Imamat dan Thalmud. Namun ada pendapat lain, mulai dari Maimonides, bahwa Allah dengan sengaja telah mengalihkan orang Yahudi dari kurban kepada doa, kerana doa adalah bentuk ibadah yang lebih tinggi. Jadi, sebahagian rabai (guru umat Yahudi) berpendapat bahwa kurban tidak dilakukan lagi di Bait Suci yang dibangun kembali. Rabai Abraham Isaac Kook, rabai kepala pertama dari komuniti Yahudi di Israel, pada masa sebelum negara itu terbentuk, mengatakan bahawa pengurbanan binatang tidak akan dilakukan lagi. Namun pandangan ini tidak diikuti oleh kebanyakan rabai. Salah satunya adalah rabai Haredi.

(Pandangan Rabai Kook tentang ibadah di Bait Suci kadang-kadang dipahami secara keliru. Bila orang membaca secara sepintas bagian dari "Olat Ri'iah" akan tampak bahwa hanya kurban biji-bijian yang akan dipersembahkan di dalam ibadah Bait Suci yang dipulihkan. Untuk memahami dengan benar posisi Rabai Kook tentang masalah ini, kita perlu membaca sebuah esai terkait dari "Otzarot Hari'iah")

Segelintir kecil kelompok Yahudi membangun pembangunan Bait Suci Ketiga di masa ini, tetapi kebanyakan orang Yahudi menentangnya, kerana berbagai alasan. Kebanyakan orang Yahudi yang saleh yakin bahwa Bait Suci itu hanya boleh dibangun kembali di masa mesianik, dan kerana itu terlalu sombong bila orang "seolah-olah" memaksakan tangan Allah membangunnya. Lebih jauh, ada banyak persyaratan ritual yang terkait dengan kesucian mereka yang membangunnya, sehingga pembangunan Bait Suci itu praktis tidak mungkin dilakukan.

Banyak orang Yahudi yang menentang pembangunan Bait Suci ini kerana reaksi negatif dari kaum Muslim yang mungkin akan muncul. Andaikan pun bangunan itu melengkapi bangunan-bangunan yang dianggap suci di dalam Islam yang saat ini berdiri di lokasi Bukit Suci itu, akan muncul kecurigaan besar bahwa proyek bangunan seperti itu akhirnya akan menghancurkan bangunan-bangunan itu dan digantikan oleh Bait Suci yang didirikan kembali di situ.

Agama Yahudi Ortodoks[sunting | sunting sumber]

Judaisme Ortodoks percaya dan mengharapkan bahwa Bait Allah akan dibangun kembali dan ibadah kurban, yang dikenal sebagai korbanot akan kembali dipraktekkan dengan pembangunan kembali Bait Allah yang ketiga.

Agama Yahudi Konservatif[sunting | sunting sumber]

Judaisme Konservatif telah memodifikasi doa-doa mereka. Buku-buku doa mereka mengharapkan pemulihan Bait Suci, tetapi tidak memohon dipulihkannya kurban binatang. Kebanyakan naskah yang terkait dengan kurban digantikan dengan ajaran Thalmud bahawa perbuatan baik kini berfungsi sebagai penebus dosa. Dalam doa utama, Amidah, ungkapan Ibrani, na'ase ve'nakriv (kami akan mempersembahkan dan mengurbankan) kini diubah hingga berbunyi asu ve'hikrivu (mereka dipersembahkan dan dikurbankan), hingga menunjukkan bahwa kurban binatang adalah praktek di masa lampau. Permohonan agar "kurban api-apian Israel" diterima pun dihapuskan.

Agama Yahudi Reformasi[sunting | sunting sumber]

Judaisme Reformasi tidak menuntut dipulihkannya lembaga kurban ataupun pembangunan kembali Bait Allah, meskipun sebagian buku doa kelompok ini mulai beralih kepada pengharapan pembangunan kembali Bait Allah sebagai suatu pilihan.

Pandangan Kristian & Kristian Protestan[sunting | sunting sumber]

Pandangan Kristian Protestan[sunting | sunting sumber]

Pandangan yang dominan di lingkungan orang-orang Kristian Protestan ialah bahawa kurban binatang di lingkungan Bait Suci merupakan gambaran bagi pengurbanan yang dilakukan Yesus kelak bagi dosa-dosa semua orang, melalui kematiannya. kerana itu, mereka percaya bahwa keberadaan Bait Suci tersebut secara fisik serta ritual-ritualnya tidaklah diperlukan lagi.

Orang-orang Protestan yang percaya akan pembangunan kembali Bait Suci di masa depan (mis. kaum dispensasionalis berpendapat bahwa sistem kurban tidaklah sepenuhnya dihapuskan dengan pengorbanan Yesus bagi dosa manusia, melainkan tetap merupakan bahan pelajaran seremonial bagi pengakuan dosa dan pengampunan (mirip dengan baptisan air dan Perjamuan Kudus sekarang); dan dengan demikian kurban binatang masih tetap perlu bagi pembersihan ritual dan bagi akta perayaan dan pengucapan syukur kepada Allah. Kaum dispensasionalis percaya bahwa itulah yang akan terjadi dengan Kedatangan Kristus yang kedua kali ketika Yesus memerintah di muka bumi dari kota Yerusalem.

Pandangan Rom Katolik dan Ortodoks Timur[sunting | sunting sumber]

Gereja-gereja Katolik dan Ortodoks percaya bahwa Ekaristi, yang mereka yakini sehakikat dengan pengorbanan diri Kristus pada salib, jauh lebih baik dibandingkan dengan sekadar kurban-kurban persiapan di bait suci, seperti yang dijelaskan dalam Surat Ibrani. Mereka juga percaya bahwa gedung-gedung gereja Kristen tempat Ekaristi dirayakan adalah pengganti yang sah dari bait suci, hingga gedung-gedung gereja mereka pun kadang-kadang disebut "bait suci". kerana itu mereka tidak menganggap penting pembangunan kembali Bait Suci Jerusalem di masa depan.

Pandangan Restorasionis Mormon (OSZA)[sunting | sunting sumber]

Joseph Smith, Jr. mengajarkan bahawa bukan sahaja Bait Suci di Jerusalem akan dibangun kembali, tetapi bahawa padanannya, sebuah bait suci yang lain, akan dibangun di Amerika Syarikat. Keyakinan ini dipegang oleh lebih dari 12 juta lebih anggota dari berbagai varian dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ("Gereja OSZA"). Tempat Bait Suci yang dinubuatkan itu akan dibangun adalah di Independence, Missouri; lokasi ini adalah milik Church of Christ (Temple Lot). Dengan demikian, tanah yang di atasnya diharapkan oleh Gereja Mormon akan dibangun Bait Suci, saat ini tidak dimiliki oleh Gereja Mormon. Mulanya, Bait Suci di Independence ini direncanakan akan dibangun pada tahun 1830-an. Pembangunan Bait Suci itu oleh Gereja Mormon ditunda untuk menunggu waktu yang lebih tepat. Sebuah upaya berikutnya untuk membangun bait suci ini oleh salah satu cabang dari Gereja Mormon pada akhir tahun 1920-an tidak terwujud, kerana saat itu terjadilah Depresi Besar. Bait Suci ini juga dikenal sebagai bait suci Jerusalem Baru, atau Sion, dan di sekitarnya sebuah kota yang indah akan dibangun. Kurban binatang tidak disebutkan secara eksplisit dalam kitab-kitab suci, namun kitab Ajaran dan Perjanjian ps. 13:1 merujuk kepada masa ketika "anak-anak Lewi mempersembahkan kembali persembahan kurban kepada Tuhan di dalam kebenaran."

Pembangunan kembali Bait Suci di masa kini[sunting | sunting sumber]

Umat Muslim membangun Kubah Shakhrah dan Masjid al-Aqsa di lokasi dari Bait Suci Yahudi yang telah dihancurkan dulu. Setiap upaya untuk menghancurkan dan menggantikan tempat-tempat suci Muslim ini dengan sebuah bait suci Yahudi akan berbahaya dalam iklim politik dan keagamaan sekarang. Namun demikian, tak mungkin orang Yahudi membangun kembali Bait Suci di tempat yang lain kerana kerana hal itu bertentangan dengan pandangan hukum Yahudi yang diakui, termasuk pandangan para tokoh hukum terkemuka Yahudi, Sanhedrin yang kini telah dibentuk kembali. Kompleksitas yang muncul di sekitar pembangunan kembali Bait Suci merupakan suatu tantangan yang tampaknya tak mungkin diatasi.

Kontroversi para pemodenisasi tentang lokasi Bait Suci[sunting | sunting sumber]

Sebuah prasasti batu (2.43×1 m) dengan tulisan dalam bahasa Ibrani "Bagi Tempat Meniup Sangkakala" digali oleh B. Mazar pada kaki bagian selatan dari Bukit Bait Suci, diyakini sebagai bagian dari Bait Suci Kedua.

Pada 1999 Dr. Ernest L. Martin menerbitkan sebuah buku yang kontroversial berjudul The Temples that Jerusalem Forgot (Bait Suci yang Dilupakan Yerusalem) berdasarkan gagasan dari Ory Mazar, anak Profesor Benjamin Mazar dari Universitas Ibrani. Pada 1995 Dr. Martin menulis sebuah rancangan laporan untuk mendukung teori ini. Ia menulis: "Saat itu saya percaya bahawa Simon orang Hasmonean (bersama-sama dengan Herodes satu abad kemudian) memindahkan Bait Suci dari gundukan Ofel ke daerah Kubah as-Shakhrah."

Namun, setelah mempelajari kata-kata Yosefus mengenai Bait Suci Herodes, yang dilaporkan berada di tempat yang sama denagn Bait-bait Suci sebelumnya, ia kemudian membaca laporan Eleazar yang memimpin pasukan terakhir perlawanan Yahudi terhadap orang-orang Romawi di Masada yang menyatakan bahwa benteng Romawi adalah satu-satunya bangunan yang tersisa pada tahun 73 M. "Mengingat hal ini, saya tiba pada kesimpulan pada 1997 bahwa semua Bait Suci itu memang terletak di gundukan Ofel di atas daerah Mata Air Gihon." Teori ini menyiratkan bahwa Judaisme saat itu sedang berjuang untuk melestarikan lokasi yang keliru, yang pada gilirannya menyulut reaksi dari pihak Muslim.

The Temples that Jerusalem Forgot karya Dr. Martin menjadi semakin kontroversial mengingat kenyataan bahwa ia sebelumnya pernah terlibat selama lima tahun dalam penggalian-penggalian dekat Tembok Barat dalam sebuah proyek bersama antara Universitas Ibrani dan Ambassador College, penerbit majalah The Plain Truth yang disunting oleh Herbert W. Armstrong.

Bukti arkeologi[sunting | sunting sumber]

Penggalian-penggalian arkeologi telah menemukan 100 mikvaoth (tempat baptisan ritual) di sekeliling daerah yang dikenal sebagai Bukit Kuil atau Masjid al-Aqsa. Ini adalah bukti yang kuat bahwa wilayah ini dianggap sebagai tempat yang sangat suci di zaman dahulu dan tak mungkin berfungsi sebagai wilayah sekular. Namun demikian, hal ini tidak menunjukkan di mana persisnya daerah Bait Suci itu dulu berdiri.

Artikel-artikel penting tentang masalah lokasi Bait Suci Jerusalem terdapat dalam majalah Biblical Archaeology Review, dalam nombor-nombor berikut: Julai/Ogos 1983, November/Disember 1989, Mac/April 1992, Julai/Ogos 1999, September/Oktober 1999, Mac/April 2000, September/Oktober 2005. Beberapa dari artikel ini mendukung teori Profesor Asher Kaufman bahwa Bait Suci terletak di Bukit Bait Suci, tetapi sedikit lebih ke utara daripada Kubah Shakhrah (yang sesungguhnya merupakan bagian dari "Batu yang Hilang" pada masa Bait Suci Kedua.

Kontroversi terbaru[sunting | sunting sumber]

Pada 27 Disember 2004, dilaporkan dalam The Globe and Mail terbitan Toronto bahawa Muzium Israel di Jerusalem menemukan baahwa delima gading yang diyakini orang pernah menghiasi tongkat yang digunakan oleh imam agung di Bait Suci Salomo sesungguhnya palsu. Artefak ini adalah benda paling penting dari zaman Alkitab di dalam koleksinya. Ia merupakan bagian dari sebuah pameran keliling pada di Muzium Peradaban Kanada pada 2003. Para pakar bimbang bahawa penemuan ini adalah bahagian dari penipuan antarabangsa menyangkut benda-benda kuno. Laporan itu menggambarkan bahawa delima sebesar ibu jari itu, yang tingginya cuma 44 mm, yang digambarkan ditulisi huruf Ibrani kuno yang berbunyi "Sumbangan suci bagi imam-imam di Rumah YHWH." Sebagian arkeologi berpendapat bahwa artefak ini sesungguhnya berasal dari Zaman Perunggu Akhir. Namun ada pula pendapat yang mengatakan bahwa Salomo dan Baitnya sesungguhnya berasal dari Zaman Perunggu Akhir, yang membuat kontroversi ini tidak perlu.

Pandangan Muslim[sunting | sunting sumber]

Baitullah/Bayt'ul-Lah ertinya Rumah Tuhan dalam Islam adalah sebutan untuk Kaabah yang terletak di Masjidil Haram, sedangkan Masjid yang jauh (Masjid al-Aqsa) adalah sebutan untuk seluruh kawasan suci (Al-Haram Al-Quds Al-Syarif) pada tempoh awal Muslim (bukan hanya bangunan fizik Masjid yang dibangunkan di bahagian belakang kawasan tersebut sahaja (binaan asal oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan). Ketika memasuki Jerusalem, Khalifah Umar Al-Khattab, yang pertama kali menemukan lokasi Masjid Daud (dengan dibantu oleh uskup Palestina) sesuai sifat-sifat yang digambarkan Nabi Muhammad kepadanya. Abdul Malik bin Marwan juga membangun Kubah Al-Sakhrah yang menaungi Sakhrah (batu hampar suci) yang pernah menjadi arah kiblat solat jika berada di dalam kawasan Al-Haram al-Syarif (sewaktu zaman Nabi Muhammad di Makkah). Setiap masjid adalah Rumah Tuhan (Bait Allah), sehingga Masjid biasanya dinamakan dengan nama-nama Allah misalnya Baitur-Rahman (Rumah Sang Maha Penyayang], Baitus-Salam (Rumah Sang Maha Pendamai}, dan sebagainya.

Perjalanan Israk[sunting | sunting sumber]

Al-Quran dalam Surat Al Israa’ :1-8, menceritakan peristiwa Israk dan sejarah umat terdahulu. Awal surah ini merupakan isyarat kepada umat Islam sebagai umat yang akan menjadi besar, padahal saat itu umat Islam adalah golongan yang kecil dan lemah.

  • 1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
  • 2. Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman) : “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
  • 3. (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.
  • 4. Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.
  • 5. Maka apabila datang datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
  • 6. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan
  • 7. Apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
  • 8. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu), dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.

Kaabah adalah rumah ibadah pertama[sunting | sunting sumber]

Firman Allah:

Tercantum di dalam Al-Quran, surah ke-3 yang menyebutkan:

"Sesungguhnya Rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah umat manusia adalah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan petunjuk bagi semua manusia". (Surah Ali Imran: 96-97)

Nabi Ibrahim[sunting | sunting sumber]

Nabi Ibrahim a.s. pernah berdoa:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman, di dekat Rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, yang demikian itu agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (Surah 14:37)

Selain itu:

Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhan-Nya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata : “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim. Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan Rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian Maqom Ibrahim tempat shalat” dan telah Kami perintahkan kepada Ismail : “Bersihkanlah Rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (Surah 2:124-125)

Juga:

“Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdo’a: Ya Tuhan kami terimalah daripada kami amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau dan mengajarkan mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah 2 : 127-129)

Lihat juga[sunting | sunting sumber]


Koordinat: 31°46′40″N 35°14′08″E / 31.77765°N 35.23547°E / 31.77765; 35.23547 Koordinat: Parameter berlebihan yang tidak dijangka