Gunung Berapi Rinjani
Gunung Berapi Rinjani | |
Maklumat ringkas | |
Negara | Indonesia |
Negeri | {{{Negeri}}} |
Daerah | {{{Daerah}}} |
Mukim | {{{Mukim}}} |
Kampung | {{{Kampung}}} |
Jenis gunung | Gunung berapi |
Taraf gunung | |
Letupan terakhir | 1 Oktober 2004 |
Tinggi | 3,805 meter 12,480 kaki |
Koordinat | 8º25' S dan 116º28' T. |
''''' |
Gunung Berapi Rinjani yang terletak di Pulau Lombok di Indonesia merupakan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera. Ketinggian Gunung Kerinci 3,805 meter, manakala ketinggian Gunung Rinjani 3,726 meter di atas permukaan laut.
Gunung Berapai Rinjani terletak pada lintang 8º25' S dan 116º28' T. Ia merupakan gunung kegemaran bagi pendaki-pendaki di Indonesia kerana keindahan pemandangannya. Gunung ini terletak di Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41,330 hektar dan rancangan telah dikemukakan untuk meluaskan kawasannya sehingga 76,000 hektar ke arah barat dan timur. Terdapat jalur Torean yang cantik di hujung gunung
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Topografi
[sunting | sunting sumber]Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3,726 m dpl, mendominasi sebahagian besar pemandangan Pulau Lombok bahagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3,500 m × 4,800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan emas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2,296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004.[1][2] Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung seramai 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[3] Sebelumnya, Gunung Barujari pernah dicatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus, disebut Gunung Rombongan.
Sejarah letupan
[sunting | sunting sumber]- 10 - 12 September 1847
- 8 - 10 Ogos 1884 (+/- 1 hari)
- 30 November - 2 Disember 1900
- 1 - 2 Jun 1901
- 29 April 1906 - (tarikh tamat tidak diketahui)
- 30 November - 2 Disember 1909
- 4 November 1915 - (tarikh tamat tidak diketahui)
- 30 Mei 1941 (peletupan tidak pasti)
- 25 Disember - 1 Januari 1944 (tarikh tamat tidak begitu pasti)
- 1949 - 1950
- 15 Oktober 1953 +/- 45 hari
- September 1965 - (tarikh tamat tidak diketahui)
- 28 Mac 1966 - 8 Ogos 1966
- 3 Jun - 21 November 1994
- 12 September 1995 (peletupan tidak pasti)
- 1 - 5 Oktober 2004
Pendakian
[sunting | sunting sumber]Untuk menuju ke Gunung Rinjani, pendaki dapat menggunakan bas ekspres Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan feri dua kali (Selat Bali dan Selat Lombok). Hubungan udara juga terdapat dalam laluan Jakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Rinjani memiliki panaroma yang boleh diperkatakan paling menarik di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Jun-Ogos) banyak dikunjungi oleh para pencinta alam yang terdiri dari penduduk tempatan, mahasiswa, dan para pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Ogos. Beruntung akhir Julai ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak boleh dilakukan bila-bila saja.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2,000 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini kita boleh mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1,200 mdpl). Kebanyakan pendaki menyukai laluan permulaan dari arah Sembalun, kerana boleh mengurangi 700m dalam sesi mendaki. Laluan Sembalun agak panjang tetapi mendatar, dan cuaca lebih panas kerana melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi pancaran matahari langsung mampu membakar kulit). Penggunaan losyen penahan pancaran UV matahari sangat dianjurkan.
Dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca agak sejuk kerana melalui hutan. Dari kedua lokasi ini memerlukan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.700 mdpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, mahupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang boleh ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita boleh berkhemah, memancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan untuk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) pendaki harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki pergunungan setinggi 1,000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, kem terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, kerana satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Dikawasan tanah tinggi - ini tempat yang paling menantang dan disukai kerana berat mendaki terbayar dengan pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan Gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Anak Gunung Rinjani Meletus. Kompas. Edisi 2 Mei 2009 daring. Diakses 2 Mei 2009.
- ^ Gunung Baru Jari Masih Semburkan Api. Media Indonesia Daring. Edisi 19-05-2009.
- ^ Anak Gunung Rinjani Semburkan Bola Api. Media Indonesia Daring. Edisi 19-05-2009